Saya memiliki seorang kerabat dengan keadaan ekonominya di atas rerata, bahkan kerabat yang lainnya sudah menyebutnya "kaya." Hubungan saya dengan sampiatu panggil saja begitu tapi bukan nama sebenarnya masih ponakan.
Dari style sampai dengan penampilannya, sampiatu memang seperti kebanyakan orang-orang kaya, pakaian selalu trendy sampai dengan kendaraan yang digunakanpun keluaran terbaru dan harganya jangan ditanya, hanya orang kaya yang mampu membelinya.
Sebelum " kaya," saya tahu betul kondisi sampiatu dan keluarga besarnya, biasa-biasa laksanakan kebanyakan orang - orang tinggal di pedesaan, bertani, berkebun, berternak serta usaha lainnya yang biasa dikerjakan orang-orang kampung.
Sampiatu muda,Tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, berkeinginan untuk merubah keadaan agar menjadi lebih baik dengan pergi merantau ke sebuah negeri, katakanlah negeri " Entah Berantah."
Keberangkatan sampiatu dari kampung halamannya melewati darat dengan secara estafet dari satu bus kebus lainnya, karena di era itu orang berpergian menumpang pesawat terbang masih langkah dan hanya orang-orang " kaya " saja.
Sementara sampiatu tidak membawa bekal yang banyak, hanya untuk biaya perjalanan dan biaya hidup sebelum mendapatkan pekerjaan atau sedikit modal untuk membuka usaha.
Setelah beberapa hari berada di negeri entah berantah, sampiatu berusaha untuk mendapatkan pekerjaan dengan cara mendatangi dan melamar pekerjaan di perusahaan-perusahan yang membutuhkan karyawan.
Nampaknya keberuntungan masih menyertai pemuda " kampung ' ini, tidak berapa lama mencari, di terimalah di perusahaan " X " yang bergerak dibidang " Y."
Sebagai seorang karyawan baru, sampiatu bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya, sebagaimana yang telah diarahkan oleh pimpinan dan atasan langsungnya.
Kendatipun sampiatu mendapatkan perlakuan yang baik di perusahaan tempatnya bekerja karena menunjukkan prilaku yang baik terhadap pimpinan dan karyawan lainnya serta kinerjanya dinilai bagus, tapi sampiatu memutuskan untuk keluar dari perusahaan dan ingin membuka usaha sendiri sesuai dengan rencana awal.
Jadi, bekerja dan menjadi karyawan di perusahaan hanya untuk belajar dan menggali pengalaman, yang nantinya bakal diimplementasikan pada usahanya.
Berbekal pengalaman dari tempat bekerja dan disertai keinginan yang kuat serta dorongan moral karena berada di ' negeri orang " untuk memiliki usaha sendiri, maka didirikanlah usaha yang bergerak dibidang jasa " R."
Pelan tapi pasti, setelah beberapa puluh tahun, usaha yang dirintis oleh sampiatu berkembang pesat serta sudah dapat mempekerjakan banyak karyawan, bahkan telah membuat outlet di beberapa tempat.
Tatkala pulang kampung beberapa waktu yang lalu, simpatu yang ramah tersebut mengatakan bahwa, " Hasil tidak mengingkari usaha ( keras)."
Majulah kita semua. #