Bismillah,
Jika di Sumatera Barat (Sumbar) ada lintasan yang dinamakan kelok sembilan, maka di Bengkulu juga ada lintasan yang disebut dengan " liku sembilan."
Liku sembilan Bengkulu menghubungkan antara Kabupaten Bengkulu Tengah dengan Kabupaten Kepahiang Propinsi Bengkulu.
Kedua kabupaten tersebut merupakan kabupaten pemekaran walaupun tahun pemekaranya tidak sama. Kabupaten Kepahiang pemekaran dari Kabupaten Rejang Lebong, sedangkan Bengkulu Tengah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Utara.
Liku sembilan ini tidak lain merupakan jalan negara yang medannya melintasi perbukitan dengan kondisi jalan berliku-liku (tikungan) relatif tajam yang berjumlah 9 buah.
Bila melintas dari arah Bengkulu Tengah ke Kepahiang maka terasah terus mendaki dan sebaliknya, bila melintas dari Kepahiang ke Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu terasa menurun.
Kendatipun begitu ada spot-spot yang cukup landai pada lereng-lereng jalan baik dari arah Bengkulu Tengah maupun Kepahiang dan dititik-titik inilah banyak berdiri warung - warung kuliner dan tempat peristirahatan.
Jika dahulu wilayah liku sembilan adalah lintasan yang cukup " ditakuti " para sopir, baik dari kenyamanan menggunakan jalan maupun gangguan keamanan dari para "penjahat jalanan."
Kekhawatiran dimasa lalu tersebut sangat logis, karena kondisi badan jalan yang relatif sempit serta di kiri kanan jalan merupakan hutan lindung yang belum terjamah serta masih adanya tempat " persembunyian " binatang buas.
Sehingga para sopir kendaraan penumpang umum terutama malam hari, sebelum melintasi kawasan liku sembilan, baik dari arah Kepahiang maupun dari Taba Penanjung Bengkulu Tengah biasanya berhenti sejenak untuk memeriksa kendaraan, terutama pintu dan jendela mobil serta mengingatkan penumpang bahwa kita akan melintasi liku sembilan.
Disamping itu liku sembilan adalah " liku ujian " bagi para pengguna jalan darat baik menggunakan kendaraan pribadi lebih-lebih menumpang kendaraan umum jenis bus tentang ketahanan fisik, dimana biasanya sudah sebegitu jauhnya diperjalanan namun tidak ada persoalan dengan perut, tapi begitu melintasi jalan liku sembilan banyak yang tidak tahan, lalu merasakan pusing dan mual karena " mabuk " perjalanan.
Hari ini, liku sembilan sudah berubah sangat signifikan, dibeberapa spot kiri kanan sudah berdiri warung-warung kuliner dan tempat peristirahatan. Kondisinya berubah total bila dibandingkan ketika saya masih sering warah wirih Bengkulu - Kepahiang tahun 1980-an awal.
Hanya saja barangkali liku sembilan yang sekarang dititik-titik tertentu masih sering terjadi peristiwa tanah longsor dan pohon tumbang tersebut akan sepi dilewati oleh kendaraan penumpang, manakala jalan Tol ruas Taba Penanjung Bengkulu Tengah - Kepahiang dibangun nantinya.
Majulah kita semua. #