Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Financial Learning for (My) Kid

2 Januari 2013   14:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:37 104 0
Setelah belajar tentang uang di kelas 3 semester pertama dan praktek belanja secara langsung dengan voucher (baca: http://www.busur-panah.blogspot.com/2012/11/fun-math-learning.html), Ulan makin mengenal nilai nominal uang. Ia mulai membanding-bandingkan harga jika menginginkan sesuatu. Rupanya ia sudah mengenal konsep uang, jadi mulai bisa dipercaya memegang uang sendiri.

Memang, per awal Januari ini sepakat untuk memberi Ulan uang saku selama 1 minggu. Dalam satu minggu itu Ulan bebas membelanjakan uang sakunya, namun tidak boleh meminta lagi sampai hari Senin berikutnya. Maka, ia mesti bijaksana mengelolanya. Ayah meminta Ulan membuat anggaran selama 1 minggu. Awalnya, ia mengajukan anggaran sebesar Rp 15000 berdasarkan uang sakunya setiap hari, namun direvisi menjadi Rp 25000 untuk alokasi infaq tiap hari Jum’at dan dana cadangan. Ya, bolehlah…

Anak seusia Ulan, 7 – 8 tahun, sudah rutin mengkonsumsi barang. Entah itu belanja sendiri atau minta kepada orangtua. Mereka mudah tergiur dengan produk baru, kemasan yang menarik, atau karakter yang popular. Mereka pun mudah dipengaruhi oleh teman-teman seiring dengan pencarian identitas diri dalam suatu kelompok. Jika salah seorang dari kelompok itu memiliki mainan baru yang menarik, biasanya akan diikuti oleh yang lainnya. Karena itu, memberi pengetahuan tentang finansial kepada anak sejak dini amat penting supaya anak tidak tumbuh sebagai konsumen yang konsumtif.

Beberapa manfaat memberi kepercayaan kepada anak untuk mengelola uang saku sendiri antara lain:


  1. Anak mampu membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang bermanfaat untuk melancark tugas, sedangkan keinginan sesuatu yang ingin dimiliki, namun belum tentu bermanfaat.
  2. Anak belajar tidak konsumtif. Dengan mampu membedakan keinginan dan kebutuhan, anak akan menggunakan uangnya untuk keperluan yang benar-benar ia butuhkan.
  3. Anak belajar skala prioritas dalam merencanakan pengeluarannya.
  4. Dengan mengingatkan untuk mengalokasikan dana sosial dan investasi (menabung) dalam anggaran uang sakunya, anak didorong untuk bersifat sosial dan merencanakan masa depan.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun