Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Airlangga dan Delapan Pedoman Sang Pemimpin

7 Maret 2016   16:34 Diperbarui: 7 Maret 2016   18:54 528 0
Berawal dari kisah kasih antar saudara sepupu -yang memang telah direncanakan perjodohan sebelumnya, Airlangga dan Dyah Sri Laksmi tengah berbahagia dalam belaian pesta perkawinan mereka. Perhelatan itu dilaksanakan di Tawmlang, ibukota Kerajaan Medang secara besar-besaran dan terbuka. Semua pembesar kerajaan, "abdi dalem" istana, prajurit dan bahkan rakyat umum pun dipersilahkan ikut serta dalam pesta tersebut. Setiap orang yang hadir disuguhi makanan, minuman, dan hiburan yang belum pernah mereka temui sebelumnya. Semua menjadi terlena dalam suasana suka cita tersebut. Mengingat pesta yang memang digelar secara terbuka dan umum, penjagaan istana pun sedkit longgar. Hal itu dilakukan karena sang empunya hajat ingin menyambut semua tamunya dengan hangat dan tanpa formalitas khas kerajaan. Namun demikian, alih-alih membuat khidmat pesta, justru mengundang musibah tak terduga bagi kerajaan Medang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun