Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Tanda-tanda Kekalahan Prabowo-Hatta

25 Juni 2014   09:51 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:08 470 1
Pertanda kekalahan Prabowo-Hatta makin banyak yang terlihat antara lain melalui sejumlah survey. Sejumlah survey melansir kubu Prabowo-Hatta masih kalah unggul dari Jokowi-JK. Namun survey ini tentu saja sifatnya sementara, karena survey hanya mampu memotret situasi saat survey dilakukan. Pertanda kekalahan Prabowo lainnya, adalah semakin tidak elegannya pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oleh Tim sukses-nya. Fadli Zon misalnya menuduh lembaga-lembaga survey yang memenangkan Jokowi-JK adalah "bayaran". Fadli ingin menyampaikan kepada publik bahwa survey-survey tersebut tidak valid, tidak objektif. Tentu saja para surveyor membantah pernyataan Fadli tersebut. Sebaliknya Fadli tidak pernah mengatakan bahwa survey yang memenangkan Prabowo-Hatta sebagai survey yang dibayar. Meskipun bukan rahasia bahwa lembaga seperti PDB, LSN adalah milik tim sukses-nya sendiri. PDB milik Didik J. Rachbini, dan LSN ditengarai oleh Hasan Nasbi dari Cyirus Network  sebagai milik Mahfud MD, dan Puskaptis diketahui sudah "bekerja" sebagai surveyor Gerindra sejak Pemilu legislatif. Karena kreadibilitas lembaga-lembaga yang mengunggulkannya itu rendah, disebabkan kepemilikannya yang terkait dengan tim sukses Prabowo-Hatta, muncul lagi lembaga seperti Folconm dan ISI, yang sama sekali belum memiliki rekam jejak sebagai surveyor selama ini, sehingga kreadibiltasnya masih dipertanyakan.

Pertanda kekalahan Prabowo-Hatta lainnya, adalah kepanikan-kepanikan yang diperlihatkan oleh tim sukses Prabowo. Tim-sukses Prabowo di Golkar misalnya, melakukan pemecatan terhadap kader-kader Golkar yang mendukung Jokowi-JK. Di duga ada tekanan dari Koalisi Prabowo-Hatta agar Golkar "menertibkan" kader-kadernya, karena terbukti mayoritas kader Golkar di seluruh tanah air lebih banyak cenderung ke Jokowi-JK. Sinyalemen seperti itu dikemukakan oleh Nusron Wahid (Ketua Umum GP.Anshor) Kader Golkar yang dipecat Timses Prabowo-Hatta di Golkar. Dukungan mayoritas Kader Golkar ke Jokowi-JK dikemukakan oleh Fahmi Idris salah seorang Kader Senior Golkar. Kepanikan makin menjadi ketika, Ginanjar Kartasasmita yang diharapkan menjadi guidance bagi pemilih Golkar di Jawa Barat justru memberikan dukungan ke Jokowi-JK. Ditambah lagi dengan dukungan Prof. Suhardiman (satu-satunya pendiri Golkar yang masih hidup hingga saat ini) ke Jokowi-JK.

Kepanikan juga terlihat diinternal Gerindra, sehingga Gerindra mengeluarkan pernyataan bahwa apapun caranya Prabowo harus menang. Kepanikan Gerindra itu mungkin di picu makin banyaknya kader Gerindra yang memberikan dukungan ke kubu Jokowi-JK. Jika di search ke Google, setidaknya kader-kader Gerindra di Bali, Kalbar, Lampung, Aceh, dan bahkan di DPP Gerindra sendiri banyak membelot ke kubu Jokowi-JK. PAN partai Hatta Rajasa, tidak kalah dengan Gerindra, Sutrisno Bachir mantan ketua Umum DPP PAN, yang tentu saja masih punya kader aktif dalam kepengurusan PAN memilih mendukung Jokowi-JK, demikian Abdillah Thoha, salah Seorang senior yang juga pendiri PAN telah membentuk relawan bagi pemenangan kubu Jokowi-JK.

Sesungguhnya di partai-partai pendukung Jokowi-JK juga ada kadernya yang tidak mendukung Jokowi-JK, bahkan mendukung Prabowo-Hatta. Tapi respons partai-partai di kubu Jokowi-JK menyikapi hal seperti itu, lebih tenang, seolah pembelotan kader mereka itu tidak berpengaruh. Sebutlah misalnya Mahfud MD, Kader PKB yang jadi Ketua TIMSES Prabowo, tidak ditegur apalagi diberi sanksi pemecatan oleh PKB, dan sejumlah contoh lainnya. Dengan kata lain, tingkat kepercayaan diri partai-partai pendukung Jokowi-JK lebih baik dibanding kubu Prabowo-Hatta.

Kepercayaan diri di kubu Jokowi-JK sebenarnya bukan karena tanpa alasan. Alasan utama dari stabilnya kepercayaan diri di kubu Jokowi-JK lebih karena massfinya partisipasi aktif dari pra relawan yang secara suka rela bahu-membahu Jokowi-JK tanpa pamrih, ihklas dalam semangat partisipasi yang tinggi. Hal itu dibuktikan dengan jumlah sumbangan masyarakat yang berhasil dikumpulkan para relawan melalui rekening Gotong Royong Jokowi-JK.

Kinerja partai pengusung Jokowi-JK bahkan dalam banyak hal kurang atau masih belum nampak terlihat sepenuhnya.

Kepanikan lain dari kubu Prabowo-Hatta, terlihat dari timses mereka dalam merespons kasus dugaan pelanggaran HAM berat yang dituduhkan oleh sejumlah kalangan, dipicu oleh testimoni para Jendral Purnawirawan mantan anggota-anggota DKP. Fadli Zon bahkan menuduh Wiranto sebagai Pengecut dan Pecundang. Suatu pernyataan yang sama sekali tidak masuk akal sehat, bisa disampaikan oleh seorang yang seharusnya menjadi panutan dalam melakukan komunikasi politik.

Hal lain, pertanda kekalahan Prabowo-Hatta adalah, rendahnya tingkat kepercayaan sang capres kepada tim sukses mereka sendiri. Bahkan secara terbuka ketidakpercayaan prabowo kepada tim-nya itu disampaikan secara vulgar dalam debat capres dimana Prabowo minta maaf karena tidak melakukan apa yang direkomendasikan oleh Timses mereka.

Apakah sejumlah pertanda kekalahan Prabowo-Hatta itu akan menjadi kenyataan pada pelaksanaan Pilpres 9 juli 2014 nanti ? tapi seperti pribahasa, tidak ada asap kalau tidak ada api. Pertanda kemenangan belum terlihat sama sekali, justru yang nampak adalah pertanda kekalahan.

wallahu a'lam bissawab.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun