Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Ketika Sang Garuda Dikandangkan (Disanksi FIFA)

19 Maret 2012   10:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:47 814 2
Salam Olah Raga dan sehat selalu kepada para kompasianer semuanya...

Sudahkah kalian membaca tentang 7 manifesto KPSI yang dihasilkan dari Kongres Luar Biasa (KLB) di Hotel Mercure, Ancol ? Kalau belum silahkan anda membacanya, di berbagai media online maupun cetak sudah ramai membahasnya, bahkan juga beberapa mempertanyakannya.

http://sport.detik.com/sepakbola/read/2012/03/19/132229/1870895/76/motif-kpsi-dipertanyakan

Memang sangat miris mendengarnya, penyelamat yang diharap-harap menyelamatkan Indonesia dari kehancuran justru mereka (KPSI) yang akan menggiring kita ke jurang kehancuran itu, bagaimana tidak dari tujuh manifesto tersebut, poin terakhir menyebutkan, "Daripada menyerah dan melakukan rekonsiliasi lebih baik menerima sanksi FIFA, dengan alasan yang menerima sanksi bukan hanya klub pendukung KPSI namun juga seluruh anggota PSSI".

Pemikiran yang sangat sempit dan tidak logis dikeluarkan oleh kelompok yang menyebut dirinya 'Penyelamat Sepakbola Indonesia'. Saya pun belum dengar/baca bagaimana pendapat para pemain sepakbola profesional kita yang selama ini hidup dan menafkahi keluarganya lewat sepakbola.  Semoga dengan membaca/mendengar berita ini mereka semua terbuka hatinya untuk bisa melihat siapa sesungguhnya yang ingin menghancurkan sepakbola.

Ada pro pasti ada kontra, seperti kata-kata yang selalu saya ingat dari serial game favorit saya "shadow and light are two sides of the same coin, one cannot exist without the other". Perbedaan itu hal yang biasa, dan memang harus ada, jadi tergantung ingin menjadi apa kita, shadow (keburukan) atau light (kebaikan). Kalau boleh saya tanya mana yang baik dan yang buruk, menjaga agar Indonesia tidak disanksi atau mengharapkan (bahkan mengupayakan) FIFA mensanksi Indonesia??? jawab pake nurani ya!!!. . . Nah disitu kita bisa tau letak mana yang shadow dan dimana yang light.

Sebagai masyarakat pecinta sepakbola khusunya Indonesia pasti tidak akan rela jika (amit-amit) sepakbola Indonesia terkena sanksi FIFA. Nah anehnya tidak sedikit juga masyarakat 'pecinta bola' yang berharap Indonesia disanksi FIFA dengan alasan naif agar Indonesia bisa belajar dari Brunei dan agar kisruh ini segera terselesaikan. Pertanyaannya, ada jaminan bila kita disanksi masalah (kisruh) ini bisa selesai...???

Oke, cukup basa-basinya, kembali ke Judul. Kira-kira burung garuda cocok ga ya disangkarkan layaknya burung perkutut atau burung kutilang ? (haha...nyengir sendiri ngebayanginnya :D ). Burung garuda adalah burung yang gagah nan menakutkan bung, bukan burung centil (pintar nyanyi) seperti kutilang, perkutut ataupun burung beo. Nah ketika Garuda dikandangkan semua orang akan tertawa dengan kekonyolan ini, Garuda yang ditakuti di ASEAN kini hanya bisa meringkuk di dalam sangkarnya melihat dengan 'mupeng' teman-temannya berburu mangsa terbang kesana-kemari di alam liar nan luas. Sedangkan sang Garuda hanya makan pelet yang diberi oleh majikannya, miris sekali membayangkannya.

Banyak sebagian orang menyangka dengan sanksi ini Indonesia bisa berbenah dan menyelesaikan kisruh selama ini. Tapi adakah sosok yang bisa menjamin hal ini? Menpora? KONI? Presiden? atau KPSI? saya pribadi tidak akan pernah menaruh harapan kepada sosok yang saya sebutkan tadi.

Lalu pertanyaan besarnya. Apa yang akan didapat Indonesia dari sanksi FIFA? Yang jelas dan sudah pasti setidaknya ada empat akibat nyata yang akan ditanggung Indonesia, yaitu Indonesia tidak bisa mengikuti kegiatan internasional di bawah FIFA, bantuan dana dari FIFA senilai US $ 250 ribu dolar setiap tahun akan dihentikan, seluruh komponen Indonesia seperti wasit tidak boleh aktif di level internasional, dan Indonesia tidak boleh menerima proyek-proyek yang sifatnya bantuan dari FIFA.

http://www.tempo.co/read/news/2011/05/23/099336231/Empat-Dampak-Buruk-Bila-Indonesia-Mendapat-Sanksi-FIFA

Point yang dibold itulah yang akan membuat Garuda tidak bisa 'terbang' , garuda akan semakin tertinggal jauh dengan macan yang berlari bebas mencari buruannya. Bahkan mungkin negara sekelas Timor Leste dan Brunei pun akan melangkahi Indonesia yang hanya 'berkicau' dikandang. Bukankah kita butuh pertandingan Internasional untuk mengangkat peringkat kita di FIFA yang kini semakin merosot ke peringkat 147 ? Bukankah kita butuh pertandingan sekelas SEA Games Myanmar agar kita bisa membalas kekalahan kita dengan Malaysia di Final SEA Games 2011 ? Bukankah kita butuh teriakan 'garuda didadaku' ketika TimNas kita mengikuti ajang AFF 2012 nanti ? dan bukankah kita butuh berkumpul, Bonek, Viking, Thejack, Aremania, Pasoepati melebur jadi satu di Stadion GBK demi mendukung Indonesia di event-event Internasional ? jawablah pakai nurani para pecinta sepakbola Indonesia.

Tidak cukup dengan dampak-dampak diatas ? baiklah saya akan coba simpulkan beberapa dampak serius yang mungkin akan dialami indonesia :

1. TimNas tidak dapat tampil di ajang internasional antara lain : AFF, SEA Games, Kualifikasi Piala Dunia dan Kualifikasi Piala Asia. Sedangkan bagi klub sanksi yang berlaku adalah tidak dapat mengikuti LCA dan AFC Cup.

2. Para pemain tidak bisa bermain di luar negri, anda kenal Stefano Lily Paly, atau Samsir Alam? bila Indonesia terkena sanksi impian mereka akan hancur, juga Andik yang rumornya akan dititipkan ke Inter Milan harus mengubur dalam-dalam impiannya. Bagaimana bila hal itu terjadi kepada anda ? jawab pake nurani ya!

3. Sponsor liga dan klub pasti akan 'kabur', karena dengan dibekukannya persepakbolaan Indonesia dari dunia Internasional, maka euforia sepak bola akan turun drastis dan para sponsor pasti menilai lebih baik mengurusi hal lain yang lebih menguntungkan mereka. Jika para sponsor mundur, para pemain sepak bola kita bisa apa? Sepak bola adalah mata pencaharian mereka, maka jika para sponsor mundur, maka karir mereka hancur, mereka akan gantung sepatu lebih dini. Dengan kata lain, persepakbolaan Indonesia akan mati.

4. Yang paling berkaitan dengan judul tulisan ini, Indonesia akan semakin tertinggal. Malaysia, Vietnam, Thailand yang selama ini jadi saingan kita akan semakin KUAT, mereka akan bertanding, bertanding, dan bertanding. Sedangkan kita hanya meringkuk di sangkar sambil berharap ketika waktunya kita dilepas, semoga sayap-sayap Garuda ini tidak kaku, semoga garuda masih ingat cara-cara terbang dan memangsa buruannya.

Dan akhir dari tulisan ini semoga para pecinta sepakbola Indonesia bisa cerdas dalam menilai mana pihak yang ingin memajukan sepakbola Indonesia dan mana pihak yang ingin sepakbola Indonesia hancur. Sebenarnya tidak perlu kecerdasan untuk menilai mana yang baik dan buruk, pakai nurani pun sudah cukup untuk menilainya. Untuk merubah sepakbola Indonesia menjadi lebih baik ada baiknya kita simak kutipan dari game favorit saya.

"In Order to change the world, you must fist change yourself"

Salam :D

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun