Memahami perilaku belajar anak adalah penting. Berbagai teori pendidikan berusaha menyajikan analisisnya secanggih mungkin demi mendapatkan kesimpulan bahwa perilaku belajar anak didik dapat dilatih dengan memberikan banyak stimulus untuk memperoleh hasil belajar sebagus mungkin.
Juga berbagai seminar dan promosi sekolah diadakan demi mendapat julukan pendidikan yang paling termutakhir. Seakan, selama ini dan kebanyakan pendidikan yang berlangsung di sekolah-sekolah tidak menghasilkan hasil terbaiknya. Orang tua pun ikut gelisah, demi mendapatkan anak keturunan yang berkualitas diupayakan anak mereka harus mendapat pendidikan yang paling progresif. Entah dalam bidang ilmu pasti, bahasa asing, teknologi, ataupun agama. Termasuk akhir-akhir ini, pendidikan anak kreatif dimunculkan sebagai imbas dari kemandekan kurikulum yang ada dalam menghadapi pesatnya perkembangan ilmu teknologi.
Teori belajar berlatar asumsi bahwa seorang anak dididik dalam suasana kelas yang homogen di sekolah. Artinya, guru hanya tinggal menerapkan metodologi mengajar sesuai dengan teori. Namun perihal latar belakang siswa, termasuk kondisi sosial ekonomi, budaya setempat, dan tipe kepribadian siswa, nyaris luput diperhatikan. Maka adanya metode pendidikan kreatif tentunya sangat membantu. Dimana anak (juga guru) dididik untuk bisa memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di sekitar dalam kegiatan belajar.
Berkenaan dengan itu, sistem pendidikan seperti dalam "Sokola Rimba" adalah salah-satu metode pendidikan anak kreatif yang efektif untuk membenahi masalah pendidikan. Sama pula halnya dengan maksud dari alinea pembuka tulisan ini. Bahwa, belajar Bahasa Inggris bisa pula melalui lagu atau bahkan dance. Lalu tidak ada salahnya bila kegiatan Pramuka atau PMR juga bisa memanfaatkan futsal ataupun sepak bola, sebagai salah-satu media untuk lebih menarik minat para siswa.
Terakhir, bagaimana pula jika matematika tidak seluruhnya diajarkan dalam bentuk pelajaran, melainkan dalam bentuk permainan dan praktek luar kelas ? Bila demikian, maka pendidikan anak kreatif tidak lagi sekedar jargon, melainkan telah menjadi unsur utama dalam sistem pendidikan di Indonesia.