Faktanya, salah satu rekan kompasianer yang memberikan komentar di posting saya kemarin, memanfaatkan pepatah tersebut sebagai salah satu alasan berpoligami. Apakah tepat jika perasaan cinta yang awalnya jatuh ke satu orang wanita kemudian "luntur" dan timbul perasaan cinta ke wanita lain? Menurut saya lumrah, tapi jika kemudian menganggap hal itu sebagai pertanda dari Tuhan bahwa wanita lain ini adalah jodoh dari Tuhan, maka saya tidak setuju.
Tiap orang bebas menginterpretasikan keyakinan mereka dengan cara-cara yang sesuai keinginannya. Saya percaya jodoh di tangan Tuhan, tapi lebih penting dari itu, saya percaya bahwa manusia harus bekerja keras untuk mendapatkan (dan mempertahankan) jodohnya.