Pak Marto terus saja memukulkan palunya pada
betel, suaranya berdenting dihiruk-pikuknya laju lalu lintas jalur utama Mojokerto-Surabaya. Sesekali menyeka keringatnya yang bercucuran, teriknya matahari Mojokerto serasa tak dihiraukannya. Berkali-kali disapa tak menjawab karena kalah dengan bisingnya kendaraan yang lewat dan dentingan palunya. Baru berhenti ketika saya mendekat dan berada di hadapannya.
KEMBALI KE ARTIKEL