Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Perikemanusiaan untuk Perikehewanan

18 Juli 2013   12:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:23 140 1



Secuil cerita yang menggugah haru ku akan sebuah arti cinta yang sederhana,

Suatu sore di ambang petang, putri bungsuku Nay namanya berjingkrak kegirangan karena menemukan 2 ekor anak burung kutilang yang terjatuh saat belajar terbang..

Ternyata memang ada sarang burung di pohon kemuning di kebun belakang rumah, dan anak burung yang sudah ingin melihat dunia luar itupun tak sabar tuk keluar sarang, ternyata Nay menemukan burung itu terjerembab di tanah. Dengan keriangan dan naluri penyayang binatang , di bawanya pulang ke rumah dengan bangganya.

Dengan bantuan Papanya, akhirnya Nay menemukan kandang mungil untuk burung temuannya, hampir sepanjang petang itu Nay begitu riang bermain bersama burung-burung mungilnya yang jinak dan nurut ( karena tak berdaya)

Begitulah malam berlalu dan Nay tidur dengan senyum tersungging, mungkin dia bermimpi tentangg anak kutilang yang lucu dan membuatnya exited

Malam berganti pagi, kandang mungil berisi anak-anak kutilang yang lucu itu di letakkan di beranda belakang rumah, menghadap kebun belakang dan kandang itu terlihat dari dapur tempatku memasak.

Ketika anak-anak berangkat sekolah semua dan suamiku berangkat kerja, saat itulah rumah terasa sunyi dan sepi, tinggalah aku dengan rutinitas ibu rumah tangga, termasuk memasak .

Seperti biasa pagi itu aku memasak , hening di sela bunyi desis panci pertanda air mendidih, tiba-tiba sayup dan semakin riuh kudengar kicau burung bersahutan di beranda belakang .

Sejurus ku pasang mata dan telinga dan aku sungguh terpana.

Dua ekor kutilang dewasa terbang rendah berputar2 mengitari kandang mungil tempat burung Nay bertengger, sambil berkicau bersahutan, woow.. aku takjub, ternyata kutilang dewasa itu induk dari anak-anak kutilang yang ditemukan Nay.

Aku tertegun, beberapa kali dengan paruh menggigit biji-bijian dia dekati kandang dan berusaha menyuapi anak-anaknya, walau penuh resiko tertangkap, tapi burung itu tetap melakukannya

sehari , dua hari dan hari ketiga dengan naluri kasih sayang hewani nya induk burung itu tetep menengok anaknya untuk menyuapi...

Terdorong haru, ku beri pngertian pada putri kecilku Nay, untuk mengembalikan anak burung tangkapannya ke sarangnya lagi..." kasihan mama burung itu nak, bagaimana kalau Nay dipisahkan dari mama, pasti akan sedih sekali kan", perlahan Nay mengerti dan mengangguk setuju tuk mengembalikan anak burung kesayangannya itu ke sarang semula.

Satu renungan ku tentang arti sebuah tanggung jawab dan cinta kasih, betapa seekor burung yang mungil dan rapuh dia begitu bertanggung jawab dan sayang terhadap anak-anaknya,  dua burung itu begitu taat pada suratannya sebagai makhluk Allah, Pembelajaran buatku tentang makna cinta kasih sayang yang intens, murni dan penuh tanggung jawab dari seekor burung mungil yang hebat

Terimakasih ya Robb, alam dan seisinya adalah tanda-tanda kebesaran akan ILMU milik Mu

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun