Penuh stamina kecerdasan, berwawasan luas, dan juga memiliki pengalaman kepemimpinan. Erick masuk dalam radar sebagai calon Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) yang sangat populer dan diminati kaum milenial. Hanya Erick, Sandiaga, dan Cak Imin yang menempatkan posisi unggul dalam sejumlah Lembaga Survei.
Soal kepemimpinan berkaitan erat dengan manajemen. Erick mahfum dalam hal tersebut. Kesantunan, pemikiran yang moderat dalam mengakomodasi dan mengklasifikasi problem kebangsaan untuk dicarikan solusi membuat banyak kalangan menjagokannya. Tokoh muda ini dikenal sebagai pekerja yang ulet.
Tidak hanya kuat secara konsen, melainkan Erick memiliki kemampuan mengeksekusi. Itulah yang membuat Presiden Jokowi jatuh hati kepadanya. Potensi itulah yang menjadi magnet kuat sehingga disayangi Jokowi. Erick menjadi Menteri kesayangan Presiden Jokowi. Erick loyal dan tegak lurus.
Siapapun calon Presiden, Wakil Presiden yang layak dan potensial menang hanyalah Erick Thohir. Erick terlihat mengerti niat, jalan pikiran, dan cita-cita Presiden Jokowi dalam memajukan Indonesia. Hal itu telah diterjemahkan, dimanifestasikan melalui program di Kementerian BUMN. Slogal yang diusung Erick saat menjadi Menteri adalah AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif).
BUMN untuk Indonesia begitulah cara Erick mengkonkritkan, menyederhanakan orientasi pengabdiannya untuk rakyat. Tentu publik merindukan cerminan pemimpin visioner, pekerja keras ini bisa lebih luas ruang pengabdiannya. Tidak sekedar menjadi Menteri, tapi mejadi Wakil Presiden RI.
Pria yang lahir di Jakarta, 30 Mei 1970 itu sejak dilantik Presiden Jokowi sebagai Menteri BUMN, 23 Oktober 2019 terus menunjukkan prestasinya. Bekerja secara terukur. Erick benar-benar bekerja menumbuhkan kolaborasi dan kesadaran ideologis untuk berkontribusi, berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019, tentang Pembentukan Kementerian Negara dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju periode tahun 2019-2024. Hingga saat ini, Jokowi masih mengandalkannya, tidak pernah mendapat reshuffle. Erick menjadi Menteri produktif.
Tak salah jika Presiden Jokowi mengandalkannya. Menuju Pemilu 2024, Erick menjadi idola, rakyat meminta Erick dan Ganjar Pranowo dipaketkan. Ganjar sebagai calon Presiden, lalu Erick calon wakil Presiden. Para ademisi, pakar politik pemerintahan, aktivis mahasiswa, aktivis pemuda juga merindukan Ganjar Erick diduetkan.
Tak hanya itu, petani, buruh, pekerja di sektor perikanan, tokoh agama, tokoh masyarakat, pimpinan Ormas, dan perwakilan elemen rakyat Indonesia yang tersebar di Luar Negeri juga menghendaki Ganjar Erick diusung dalam Pilpres 2024 mendatang. Sudah pasti, Indonesia makin maju dan mandiri.
Ganjar Erick akan mendulang dukungan luas, meyasar segmen pemilih partai politik dan juga relawan. Dari berbagai hitungan dan pendekatan, Ganjar Erick lebih berpotensi menang ketimbang paket calon Presiden lainnya. Simulai pasangan calon secara tertutup melalui survei juga diam-diam telah dilakukan.
Hasilnya Ganjar Erick akan memenangkan Pilpres 2024. Baik 4 (empat) paslon, 3 (tiga) paslon, maupun 2 (dua). Di atas kertas Ganjar Erick sudah menang. Kemenangan telak akan diperolehnya. Kecenderungan pilihan politik swing votersĀ dan floating massĀ akan mengarahkan suaranya ke Ganjar Erick, ketimbang yang lain.
Hal itu bukan tanpa pertimbangan. Karena untuk persatuan Indonesia. Terima atau tidak, marah atau tidak, posisi Ganjar Erick dinilai sangat moderat. Menjadi simbol dari keutuhan bangsa Indonesia. Perpaduan yang paripurna dan apik, bagaimana Ganjar menarik kekuatan kaum nasional.
Lalu, Erick yang amat moderat ini akan merintis dan mengukuhkan sirkel masyarakat pemilih tradisional. Dari pendekatan-pendekatan yang tidak tunggal, tidak monoton untuk mengajak rakyat bersatu dalam perjuangan politik konstruktif, rasanya Ganjar Erick lebih terterima. Rakyat akan lebih mencintai meraka.