Keterikatan kita akan penggunaan alarm, menimbulkan pertanyaan terkait cara bangun orang zaman dulu tanpa teknologi alarm. Sepanjang zaman, bahkan tindakan sederhana seperti mengukur waktu telah menjadi tantangan besar bagi manusia.
Lantas, bagaimana manusia dulu dapat bangun tanpa alarm? Yuk, kita simak informasinya.
Melinda Jackson, peneliti senior di bidang tidur dan psikologi di Royal Melbourne Institute of Technology University di Australia mengungkap bahwa manusia memiliki dua proses biologis yang mendasari pola tidur dan bangun alami kita, yaitu homeostasis dan ritme sirkadian.
Homeostasis ialah proses sinyal yang diatur oleh daerah hipotalamus di otak.
Ritme sirkadian ialah proses paralel yang mengatur fase kantuk dan kewaspadaan dalam sehari, juga dikendalikan oleh sel-sel di hipotalamus.
Jackson mengungkap pada zaman sebelum ditemukannya alarm, kemungkinan orang akan bangun dengan dipicu oleh jumlah jam tidur yang terakumulasi dan dipadukan dengan sinar matahari terbit.
Ia menemukan fakta orang-orang pada era Kristen ini sering mengarahkan tempat tidur mereka ke arah timur atau tempat matahari terbit.
Alasan mereka menempatkan tempat tidurnya mengarah pada timur adalah karena alasan keagamaan.
Selain alasan keagamaan, faktor alam juga dapat menjadi penyebab orang zaman dulu untuk bangun di pagi hari. Pasalnya, mereka tidak memiliki cara untuk membangun rumah suara kedap suara.
Suara ayam berkokok dan suara sapi yang menunggu saat untuk diperah akan mengganggu tidur orang-orang.
Sayangnya, pada abad ke-17 dan ke-18, kemandirian dalam hal bangun tidur mungkin menjadi kurang penting dengan tersebarnya jam alarm rumah tangga pertama.
Jam tersebut dikenal sebagai jam lilin atau lantern clocks, yang digerakkan oleh beban internal yang akan memukul lonceng sebagai alarm.