[caption id="attachment_173954" align="alignleft" width="100" caption="(blogs.aljazeera.net/ profile/ kristen-saloomey)"][/caption] Sudah baca tulisan saya tentang Iara Lee, salah seorang direktur di
cultureofresistance.org, yang berhasil
menyelamatkan rekaman video penyerangan Israel di Kapal Mavi Marmara dari penyitaan Israel ? Ditulisan itu Anda bisa melihat press release Iara Lee yang mengiringi pemutaran secara resmi pertamakalinya video tersebut di United Nations Correspondents Association (UNCA) PBB. Nah ternyata ada cerita seru disekitar pemutaran video tersebut. Israel mengetahui bahwa akan ada pemutaran video dari pihak para aktivis tersebut. Israel berusaha mengimbanginya dengan meminta waktu untuk diperbolehkan memutarkan rekaman video miliknya. Pada akhirnya Israel membatalkan keinginannya untuk ikut memutarkan film versi mereka dengan berbagai alasan. Namun, mereka justru menuntut permintaan maaf kepada UNCA untuk meminta maaf karena mencegah Israel berkesempatan untukmemutarkan film mereka tersebut. Nah ini saya kutip tulisan
Kristen Saloomey seorang koresponden Al Jazeera di New York pada tanggal 18 Juni 2010 yang menampilkan isi email perang kata-kata antara pihak Israel dengan United Nations Correspondents Association (UNCA) yang menggambarkan bagaimana silang sengketa itu terjadi. Berikut reportasenya:
Israel has engaged in a war of words with the United Nations Correspondents Association which hosted an event during which a passenger on board the Mavi Marmara was allowed to show a video that was shot as Israeli commandoes raided the aid ship.
KEMBALI KE ARTIKEL