[caption id="attachment_160712" align="alignleft" width="300" caption="Huwaida Arraf & Adam Saphiro (Sumber: Google)"][/caption] Tentu Anda sudah membaca pernyataan-pernyataan atau tulisan-tulisan yang mejelaskan bahwa kejadian berdarah di Kapal Mavi Marmara adalah semata-mata karena Tentara Israel melakukan pembelaan diri karena nyawanya terancam. Nah, ada baiknya jika kita ketahui juga bagaimana komentar Dr Huwaida Arraf terhadap hal tersebut. Sebelumnya, bagus juga jika Anda membaca dulu tulisan
Israel Menemukan Senjata Sangat Berbahaya di Kapal Mavi Marmara! Sebelum memulainya, apakah Anda sudah baca tulisan saya yang berjudul
Propaganda Negatif Terhadap Israel !? kan ? Disitu saya mengutip wawancara Kompas dengan Dr Huwaida Arraf, seorang tokoh wanita kristiani palestina yang merupakan Ketua Free Gaza Movement, salah satu kordinator misi kemanusiaan Freedom Flotilla ke Gaza. O ya, suami Dr Huwaida Arraf adalah Adam Saphiro yang merupakan seorang yahudi. Jika Dr Huwaida Arraf ikut rombongan pertama bersama-sama dengan Kapal Mavi Marmara, suaminya menyusul dengan menggunakan Kapal Rachel Corrie. Alhamdulillah dan Puji Tuhan, untunglah Dr Huwaida Araf selamat karena berada di kapal yang lain, bukan di kapal Mavi Marmara. Berikut interview per telpon yang dilakukan DemocracyNow.Org. Pewawancaranya adalah Amy Goodman dan Juan Gonzalez. Anda akan mendapatkan hal-hal menarik dari wawancara ini seperti: Siapakah yang memulai duluan ? apakah Tentara Israel atau para aktivis ?, Apakah benar tentara Israel meminta untuk kapal tersebut berlabuh di pelabuhan Israel atau tidak ? Bagaimanakah perlakuan mereka terhadap para aktivis ? perlakuan mereka terhadap 4 aktivis arab Israel ? dan lainnya.. Pihak yang diwawancara adalah Dr. Huwaida Arraf yang pada saat kejadian berada di kapal
Challenger 1. Ketika diwawancarai, Dr Huwaida Arraf berbicara langsung dari Ramallah. Dua orang lain lagi yang diwawancara adalah :
- Sawsan Zaher seorang Pengacara di Adalah, Pusat Bantuan Hukum bagi Hak Minoritas Arab di Israel.
- Ann Wright, Pensiunan Kolonel dan mantan diplomat US
KEMBALI KE ARTIKEL