Berhentilah dengan propaganda bermanis-manis yang berlindung dibalik topeng kemulukan, sikap riya berbangga-bangga dan meleklah untuk melihat bahwa semakin lama Indonesia semakin tak merdeka, dijajah secara ideologi dan budaya, terutama oleh Amerika Serikat dan Timur Tengah. Indonesia ditakut-takuti dengan senjata mutahir dan neraka, diiming-imingi harta (ekonomi) dan tahta (politik) agar mau menjadi belanda hitam dan tentu saja menggunakan sentimen agama Kristen Protestan untuk membentuk kaki tangan Amerika mempertahankan ideologi sekulernya di Indonesia dan sentimen agama Islam untuk membentuk jaringan ideologi Arab di Indonesia yang ingin menggantikan sekulerisme. Anehnya, tarik-menarik ideologi-ideologi asing yang sudah diketahui tak cocok bagi akar budaya Indonesia ini malah menyingkirkan Pancasila dan dibiarkan tersingkir oleh bangsa Indonesia sendiri. Hal tersebut harus segera dihentikan. Jika tidak, generasi-generasi berikutlah yang akan kena getah dengan semakin centang-perenangnya budaya Indonesia dan jadi tempat bagi orang-orang asing saling terkam dan melebarkan pengaruhnya.
Mengacu pada tulisan saya sebelumnya "Baik-buruk, Benar-salah dari Konsep Dikepala Hingga Membudaya", falsafah/ideologi adalah referensi benar-salah dan baik-buruk yang diyakini secara kolektif oleh suatu kelompok masyarakat yang menjadi akar budaya. Sedangkan konsep adalah bagaimana batasan atau definisi sesuatu disebut benar dan salah, baik dan buruk, mana yang masih dalam batasan dan mana yang telah diluar batas. Sedangkan rancang-bangun adalah membangun atau membuat suatu sistem, mekanisme sosial berdasarkan konsep tersebut. Jika sistem tersebut telah berjalan bahkan antar generasi, dikatakan sistem tersebut telah membudaya atau tersistematis.
Sayang sekali Pancasila saat ini masih dalam bentuk falsafah/ideologi yang belum ada konsep dan rancang-bangunnya untuk masyarakat moderen, apalagi sampai dikenal oleh generasi-generasi baru secara kasat mata. Pemikir-pemikir Indonesia diperlukan untuk membuat konsep-konsep baru yang diambil dari falsafah Pancasia, membentuk rancang-bangun sistem sosial Pancasila kasat mata (social engineering), merombak total sistem pendidikan dengan merubah pemikiran-pemikiran yang tersirat dan tersurat dalam Ilmu-Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang sekuler itu di sekolah-sekolah terutama sekolah-sekolah tinggi (universitas, institut, akademi, dan lain-lain). Membudayakan pengetahuan dan kemampuan membangun IPA (Ilmu-ilmu Pengetahuan Alam) dengan mental Pancasila, bukan Sekuler.
Pemikir-pemikir Indonesia yang bersatu, yang mengkoordinir dirinya satu dan yang lain, membuat rencana jangka pendek dan panjang, merombak pendidikan secara total untuk mengembalikan nilai-nilai benar-salah, baik-buruk menurut Pancasila, adalah bentuk perlawanan terhadap penjajah asing model baru untuk kemerdekaan hakiki mengatur dan membentuk rumah Indonesia sendiri. Tak usah takut diintimidasi oleh Amerika Serikat dan Arab/Timur Tengah. Takut hanya kepada Allah SWT saja.
http://filsafat.kompasiana.com/2014/07/22/baik-buruk-benar-salah-dari-konsep-dikepala-hingga-membudaya-669591.html