Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Penat

4 Januari 2013   05:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:32 114 1
Aku  hanya diam, berdialog bersama mimpi tentang riak yang sedang berkembang

Resah yang begitu terpendam, penuh dan sesak

Menangispun tidak berarti

Meraba, mencoba mencari arah untuk keluar

Rasakan pahitnya kebaikan yang dikhianati

Seharusnya aku mengalir saja ketika memberi

Seharusnya aku tak perlu lagi menengok ketika sudah melangkah

Seharusnya aku tidak berharap banyak jika tak mampu membendung kecewa

Inilah aku sendiri yang sedang terkapar dalam kekecewaan

Menyiksa diri

berangkat dari awal lagi...mulai untuk menguatkan hati

betapa ikhlas adalah obat mujarab

melapangkan hati

memandang untuk menjadikanya kecil

Rabbi................

Dalam helaan nafas panjang ini

Mohon angkat aku yang tenggelam dalam pekatnya sakit hati

Sehinggga tak penat lagi pikiranku

Kini

Aku lebih mengerti mengapa Kau sediakan pintu khusus untuk orang orang yang bersabar dan ikhlas

Masukanlahku kedalamnya

Amin

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun