Saya banyak belajar dari cerita drama korea, banyak pengetahuan baru yang saya dapatkan. Bagi saya menyimak drama korea tidak menjadikan saya merasa menghabiskan waktu sia-sia, selain hiburan tentunya. Adegan percintaanya yang romatis terkesan natural tidak berlebihan, perjuangan dan kerja kerasnya menjadi motivasi, penyelesaian konfliknyapun tidak instant, kata-kata dalam dialognya memiliki makna ( untuk dialog yang serius) kalau nonton di VCD saya suka mengulang untuk bisa mengerti maksud dari kalimat yang di ucapkan. Alur ceritanya juga tidak selalu mudah ditebak, akting para pemainya juga jempolan all out, settingnya dan masih banyak lagi kelebihanya.
Bukan semata saya menilai tontonan sebagai hiburan, tapi saya juga ingin memetik hikmah dari setiap kisah, kan sayang jika waktu kita berlalu tanpa ada sebuah kesan pembelajaran. Ketika nonton drama korea saya sering dibuat merenung, melihat adegan yang dekat dengan kejadian nyata sehari-hari disekitar kita. Minim akan pelecehan, rasa hormat dan budaya berterima kasih, sikap ceria dan optimis, berjuang dan pekerja keras, menghargai orang lain dan berfikir positif. Penguraian konfliknya pun cantik, yang salah akan mendapatkan balasan yang setimpal di akhir serita dan pastinya tidak memaksakan untuk menambah masalah ketika cerita sudah harus berakhir.
Semuanya dikisahkan dengan apik, matang, terencana dan kreatif, bagaimana adegan di cafe, rumah sakit, atau menyetir mobil coba bandingkan dengan sinetron. Untuk adegan dicafe saja kelihatan banget settinganya aneh ga pas belum lagi yang lain. Pada intinya saya merasa ada nilai positif yang didapat dari drama korea, tapi ketika melihat sinetron saya merasa seperti penonton diajak untuk menghapal tokoh-tokoh antagonis dengan semua kelakuan jahat mereka. Kalau melihat sinetron saya merasa sepertinya tokoh jahat itu selalu menang, diuntungkan kondisi, jahatnya kadang ga masuk akal yang jadi pertanyaan kemana polisi kok seperti yang kebal, diakhir cerita mereka taubat, dimaafkan dan diterima lagi. kalau begini kan tidak mendidik, seperti membenarkan orang jahat atau koruptor kalau sudah taubat dimaafkan, diterima dan tidak dihukum. Taubat itu urusanya sama Tuhan, masalah dengan manusia ya diselesakan juga dengan manusia. Perhatikan juga tokoh yang diperankan oleh profesi seperti dokter, guru atau polisi pada kehidupan nyata tidak segitunya, saya sedih kalau lihat tokoh guru yang dikerjain , diejek atau kalah dengan muridnya, sering guru digambarkan dengan dandanan yang melecehan profesi guru sebagai panutan.
Anehnya cerita sinetron dalam satu judul saja adegan kecelakaan, hilang ingatan, menyamar bisa berulang-ulang, bahkan saya pernah lihat sinetron hampir semua tokoh utamanya mengalami kecelakaan dan hilang ingatan, bukan lucu dan aneh lagi, tapi konyol. Coba perhatikan make up artisnya kalo berperan lebih muda. lebih tua atau sedang menyamar dengan rambut palsu, kumis atau jenggot kelihatan banget bohongnya, apa tidak bisa sengaja menumbuhkan kumis atau jenggot hanya untuk satu judul kan dibayar mahal. kalo sudah begini yang jadi pertanyaan siapa yang bodoh??? mutu jelek tapi masih tetap bertahan karena ratingnya terus naik
Saya ingin lebih cermat saja dalam memilih hiburan, tengoklah sinetron di negeri ini dari yang berbau religi, drama, anak-anak atau kolosal semuanya hanya mementingkan hiburan dan rating saja dengan sedikit makna pembelajaran. Sudahkan anda nonton sinetron hari ini ??? saya Tidak