Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Tentang Perempuan di dalam Diri dan Emosi Negatif...

27 Februari 2013   10:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:36 373 0
Pastikan... Kita menemukan Inner Strength sejati di dalam diri... Sebelum berpikir untuk menjadi ibu yang 'berhasil' mengatasi segalanya dengan cerdas intelektual, emosional dan spiritual... Karena meski bijak itu pilihan... Jangan sampai kita harus jadi orang lain supaya mampu selalu memilih untuk bersikap 'bijak'...

Mengakui kehadiran emosi-emosi negatif yang muncul di dalam diri akan mempermudah kita untuk menemukan cara mengatasinya... Hal ini lebih bermanfaat daripada memaksa diri untuk selalu positif dan 'in control' karena ingin memberi predikat perempuan cerdas pada diri sendiri... Sebab jika yang kita lakukan sebaliknya, mencoba mengatur perasaan di mana pikiran kita seakan merasa berhak mengatakan pada hati apa yang harus dirasakannya... Kondisi ini pada gilirannya akan membuat hati kita kehilangan kemampuan sejatinya untuk mengenali rasa dalam diri, menumpul dan kebas... Seperti komentar teman-teman yang mulai kehilangan cara untuk merasa bahagia... Been there done that... I felt nothing but numb and dying inside...

Akui pada lingkungan kalau kita butuh waktu untuk sendiri/bernafas/time out... Karena sedang 'marah'...'sedih'...'kecewa'...'tertekan'... 'terluka'... dsb dst.. Boleh sejam dua jam.. sehari.. bahkan seminggu.. Saya sendiri butuh waktu setahun lebih tenggelam dalam emotional breakdown... Sebelum akhirnya menemukan jalan setapak untuk kembali on the right track sesudah keguguran Agustus 2011 lalu...

Jujur akan keadaan/keterpurukan diri, sesungguhnya bukanlah suatu kelemahan... Menyatakan kita sedang punya konflik dengan diri sendiri sebagai hasil dari konflik dengan lingkungan terdekat atau malah sebagai pemicu munculnya konflik baru dengan lingkungan sekitar adalah sebuah awal untuk menemukan pangkal segala kekisruhan... Simpul yang 'mbundet' haruslah diurai dari ujung benang-benang merah yang kusut...

Menjadi perempuan cerdas tidak berarti kita mampu menggunakan pikiran untuk mengatur hati tentang apa yang harus dirasakannya... Tetapi lebih kepada kita bisa mengakui-mengerti-menerima yang sesungguhnya dirasakan dalam hati dan menggunakan akal dan pikiran untuk mencarikan jalan keluar yang terbaik dari konflik yang ada...

Misalnya seperti mengakui kalau tengah kecewa... Daripada mengatakan pada hati, "Alah itu masalah kecil kenapa harus dibesar-besarkan..?" lebih baik kita bertanya pada hati... "Kecewa yaa, kira-kira apa sih sebabnya...?? Apa yaa yang bisa kulakukan untuk mengurai kecewa dan meredam dampaknya...??" Sambil berpikir keras action apa yang kita butuhkan untuk mengembalikan keseimbangan 'rasa' dalam hati...

Begitulah kita belajar dari kesalahan dan konflik yang terjadi dalam diri, tanpa mempersalahkan lingkungan eksternal... Karena pada dasarnya hidup adalah perjalanan untuk terus belajar... Tujuannya supaya kita berakhir dalam kondisi terbaik dan mampu memetik buah perjalanan berupa rasa bahagia karena selalu ada proses yang bergerak setiap hari mendekati tujuan...

Kembali tentang membangun kesempurnaan, hanya dapat diupayakan dengan menerima ketidaksempurnaan sebagai bagian dari diri kita... Dan orientasi kita menjadi sempurna bukanlah pada hasil akhir, melainkan pada proses yang kita lalui... Karena hasil akhir dari kehidupan yang sempurna adalah tercapai ketika jasad merelakan ruhnya lepas dihelaan nafas terakhir...

"No body is Perfect...  But every single one of Us always want Perfection…
Let's help Ourselves by realizing, that all we could do to be perfect is dealing
with our imperfection, perfectly…"

So, Ladies...
Stay Sweet and Be Happy...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun