Teman-teman para emak pun menjawab dengan suara bergetar dan pandangan sedikit tunduk atau, menulis dengan nada inferior yang tak bisa disembunyikan : "Kalau saya mah cuma 'Ibu Rumah Tangga', sehari-hari yaa di rumah..."
Miris hati merasakan vibrasi kegalauan ini, tetapi sesungguhnya sampai tahun 2012 saya masih kental merasakan beban emosi semacam ini membebani pikiran dan hati saya sendiri. Sangat manusiawi sekali. Apalagi jika dulunya kita termasuk perempuan muda yang punya sederet prestasi dan sekian kontainer penuh mimpi. Kini semua itu bertumpuk tak terurus di gudang memori dan terpinggirkan di sudut tergelap hati, tak terjamah, nyaris hilang, namun tak kan pernah terlupakan. Karena semua itu bagian dari perjalanan kita, tak bisa dan semestinya tak dapat dipisahkan dari kesejatian diri. *Deepsigh..
Hiyyaaaa... Koq jadi mellow genee...
Anyway... Kalau teman-teman emak rumahan mulai merasakan perasaan itu, hayyoo gulung lengan baju..!!! Waktunya membongkar semua tumpukan itu dan menginventarisir harta karun yang mungkin masih bisa langsung digunakan atau perlu di re-make menjadi sesuatu yang menerbitkan selera dan gairah hidup kita kembali.
Buatlah secangkir kopi atau teh hangat, ambil alat tulis, kertas dan pasang musik yang pernah menjadi favorit teman-teman saat kita tengah asyik mengolah potensi dan merajut mimpi. Katakan pada seisi rumah, untuk satu atau dua jam ke depan emak tidak ingin di ganggu gugat. Kemudian mulailah 'journey to the past'. Pelan-pelan tuliskan kembali potensi apa saja yang saat itu teman-teman pernah olah, dan mimpi apa saja yang pernah teman-teman gantungkan pada potensi itu. Contoh : dulu saya amat sangat yakin dengan keterampilan saya berbicara, berdiplomasi dan melobi, dengan skill itu saya sempat bermimpi ingin menjadi duta besar. Tulis saja, tak perlu dipikirkan apa itu mungkin atau tidak. Just remember it was part of you. Pensortirannya nanti belakangan.
Sudah selesai bongkar-bongkar dan corat-coret..??? Selanjutnya adalah menginventarisir relasi dengan diri teman-teman di masa lalu. Bongkar koneksi di Facebook, email, twitter, bbm, wa and soon you name it... Cek di antara semua nama itu mana yang memberikan vibrasi positif pada kedirian teman-teman, kemudian cobalah untuk re-connect. (catatan : abaikan vibrasi yang ditimbulkan mantan kekasih, there's a reason they didn't make it to our future, bukan itu yang tengah kita cari).
Coba untuk kembali terkoneksi dengan teman-teman yang pernah sama-sama di organisasi dan kegiatan ekstrakurikuler macam basket, taekwondo, tim debat atau apapun. Boleh juga kontak lagi dengan teman-teman mantan demonstran (buat yang jadi mahasiswa jaman 1998, pasti paham yang saya maksud). Manfaatkan social media untuk menghidupkan kembali energy di dalam diri. Bicaralah dengan mereka tentang masa lalu, tentang kehidupan, tentang rencana masa depan, tentang mimpi-mimpi yang tertinggal di jalanan. Setelah belasan tahun diskusi dengan mereka pasti memberi nafas baru dalam keseharian kita.
Saya melakukan semua itu baru-baru ini. You know what, ternyata saya tidak tertinggal,meski beberapa teman sudah menyelesaikan S2 bahkan S3nya. Pilihan jadi Ibu Rumah Tangga tidak membuat saya jadi 'terbelakang'. Bahkan untuk beberapa hal saya bisa lebih 'advance' di sekolah kehidupan. Karena kebebasan waktu saya sebagai Ibu Rumah Tangga, memungkinkan saya untuk melakukan banyak perenungan dan membangun lebih banyak awareness. Tentang siapa saya dan mau apa saya hidup di dunia. Sehingga saya bisa mengatakan 'Kutahu yang kumau dan ku kan mencari cara yang paling mungkin mewujudkan keinginan dan mimpi yang terdekat dan termudah..!'. Dalam rangka menjadi manusia seutuhnya yang bermanfaat bagi semesta.
Ketika semua itu sudah terungkap, coba buka catatan potensi dan mimpi. Ceklis mana keinginan dan mimpi yang terdekat dan termudah untuk dilakukan dari posisi kita. Kalau semua masih jauh, buat batu loncatan atau sasaran antara yang paling memungkinkan untuk dilakukan saat ini. Atau bisa juga kita mulai melakukan refresh, reload dan recharge energi dan amunisi yang kita miliki, dengan cara yang paling memungkinkan.
Gimana caranya....???
Haloooo... Ini jaman internet... ABG saya bisa tiba-tiba punya kemampuan membaca tulisan Korea dan sedikit demi sedikit memahami bahasanya hanya dengan bersibuk-ria online. Otodidak, dan dia baru 13 tahun...!!! Bayangkan apa yang bisa kita buat dengan semua hal yang pernah kita pelajari dan sukai dalam hidup. Karena Ibu Rumah Tangga adalah profesi dengan segala keleluasaan waktu, maka kita tinggal meluangkan waktu untuk memenuhi hasrat belajar yang sejatinya adalah fitrah setiap manusia, tak terkecuali Ibu Rumah Tangga.
Buat teman-teman yang sudah mencoba melakukan 'journey to the past' semacam ini dan masih memilih untuk tetap berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga full-timer, CONGRATS...!!! Karena pilihan ini adalah tanda bahwa teman-teman sudah terpilih untuk jadi manusia 360 derajat. Profesi Ibu Rumah Tangga full time tidak pernah menutup kesempatan kita untuk mengerjakan profesi lain secara part time. Hebatnya lagi, kita bisa memilih hanya mengerjakan pekerjaan dan pergi ke tempat yang kita sukai, sesuai minat-bakat dan hobi.
Bayangkan teman-teman pasti rela mengeluarkan ratusan ribu rupiah untuk hobi seperti beli buku, masak atau memancing. Ibu Rumah Tangga yang ahli melakukan hobinya, pada gilirannya akan bisa menjual skill nya ke masyarakat. Itu adalah kenikmatan hidup, sesuatu yang jika kita lakukan akan membuat bahagia, dan tiba-tiba ada orang lain yang ingin membayar teman-teman untuk mengerjakan hobi itu.
Contohnya adalah saya dan menulis. Setelah 10 tahun jadi Ibu Rumah Tangga, saya menyadari bahwa menulis adalah minat-bakat dan hobi yang saya cintai. Tiba-tiba saya punya banyak pembaca di internet, tiba-tiba ada yang mau membayar untuk menerbitkan tulisan-tulisan yang telah beredar di dunia maya. Anehnya teman-teman yang sudah mengkopi paste dan menyimpan dokumen tulisan-tulisan saya masih juga mau membayar untuk memiliki buku yang berisi kumpulan tulisan itu. Lebih 'gila' lagi tiba-tiba ada orang yang mau membayar saya untuk menceritakan 'on-stage' tentang apa yang saya tulis. What a Life...!!! Kalau saya bukan Ibu Rumah Tangga mungkin saya tidak akan seberuntung ini.
So, buat teman-teman yang masih kecil hati untuk menulis Ibu Rumah Tangga saat mengisi format pendaftaraan apapun yang menanyakan profesi. Yuk kita tinjau istilah Ibu Rumah Tangga di kamus besar Bahasa Indonesia satu persatu, bukan sebagai kesatuan utuh yang sudah dikonotasikan oleh banyak orang dengan profesi yang hanya berkutat di DAPUR, SUMUR dan KASUR di dalam rumahnya.
Frase Ibu Rumah Tangga memiliki banyak makna yang sesungguhnya lebih mentereng dan keren dari housewife. Jika tiap kata kita bongkar satu per satu. Ingat tulisan saya sebelumnya tentang Emak Rumahan dan Ijasah Perguruan Tingginya. Sesungguhnya kita sendirilah yang menentukan makna dan jobdesk dari profesi ibu rumah tangga yang kita pilih.
Buat saya, setelah melewati berbagai uji nyali dan tantangan keyakinan akan peran saya dalam kehidupan rumah tangga, sementara ini saya membuat penafsiran sendiri tentang profesi Ibu Rumah Tangga. Profesi ini menjadi ada karena seorang perempuan memiliki kodrat hamil, melahirkan, menyusui dan mendampingi putra-putrinya untuk mengenal, memahami dan bertahan hidup di semesta yang keras ini. Bahkan hewan seperti beruang, simpanse, serigala, lumba-lumba paus, dan elang juga mengampu amanat yang sama.
Berawal dari keyakinan bahwa sejatinya ketika seorang perempuan ditasbihkan semesta untuk menjadi seorang ibu maka dia adalah pengampu Tahta Surga bagi anak-anaknya. Bukan hanya surga di akhir kehidupan dunia. Tetapi juga surga yang setiap hari dipijak di bawah kakinya. (ref. Surga di bawah telapak kaki ibu.). Sebuah Rumah Tangga adalah tahta surga seorang Ibu. Karena Rumah tangga adalah habitat bagi keluarganya. Sebuah rumah yang memiliki ibu yang berbahagia tinggal di dalamnya akan terasa seperti surga (ref. baiti jannati dan home sweet home).
Ada tugas mempersiapkan putra-putrinya untuk menghadirkan surga di dunia mereka kelak, mewariskan satu pijakan pondasi bagi kehidupan mereka. Bukan hanya dalam berkarir, tapi saat mereka juga berumah-tangga dan punya keturunan. Saya pikir itulah hal besar yang lupa dipersiapkan oleh generasi sebelum kita. Hingga dunia saat ini penuh krisis dan kegalauan. Sebuah pondasi keluargaku surgaku dan baiti jannati, yang bukan hanya sebatas kata, tapi merasuk hingga ke sum-sum tulang. Sebuah istilah yang dipahami oleh pikiran (mind), dirasakan oleh hati (heart) dan dinikmati oleh jiwa (soul).
Sehingga saya berpikir, memastikan rumah ini cukup layak untuk jadi surga bagi setiap penghuninya jelas bukan sesuatu yang bisa dikerjakan paruh waktu.. Belum lagi menciptakan iklim yang nyaman untuk berkolaborasi dengan pasangan membangun habitat yang membawa kebaikan bukan hanya untuk setiap individu yang tumbuh di dalamnya tetapi juga dapat menjadi atmosfer segar pembawa warna pelanig yang memperindah semesta.
Rumah haruslah jadi habitat yang terus tumbuh. Sedang tangga adalah titian untuk bergerak ke tempat yang lebih tinggi. Rumah Tangga adalah sebuah tahta sempurna bagi manusia semulia perempuan yang ditasbihkan semesta sebagai Ibu.
Kalau ibu rumah tangga dirasa kurang keren, saya akan gunakan istilah Ratu Rumah Tangga, Tidak seorangpun boleh mengusik tahtanya, apalagi membuatnya merasa tidak cukup berharga, kemudian mengganggu kebahagiaannya dan bahkan tega membuatnya menitikkan air mata. Karena seorang Ratu Rumah Tangga yang bergelimang kebahagiaan akan mengampu tahtanya dengan penuh kemuliaan dan kebanggaan, hingga hidupnya dapat menjadi warna pelangi bagi siapapun yang dekat dengannya.
Semoga...
So, teman-teman para Gusti Ratu di mana pun Engkau berada... Bertahtalah dengan  bangga dan bahagia, hingga warna pelangi keindahan akan terpancar bagi semesta. Mulailah dengan mengatakan pada dunia "Ku tahu yang ku mau dan cara terindah untuk mewujudkannya..!" Seorang Ibu Rumah Tangga professional tahu persis bahwa keinginan, kebutuhan dan gairah hidupnya sangatlah penting untuk diketahui dan dimengerti oleh seisi Rumahnya.
Ada yang tidak sepaham dengan saya...??? Monggo... Maklumlah titah Gusti Ratu, tak pernah salah.... Kalo salah gimana...??? Cincay laah... kan sama Gusti Ratu, Sang Dewi Cinta di Rumah Tangga...