Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Siapa yang Egois?

26 April 2011   14:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:22 209 0
terjadi lagi perdebatan kecil dengan mamaku. soal aku yang bukan seorang pengejar karir.

saat ini aku juga bekerja di perusahaan swasta. pekerjaan itu aku lakukan murni karena kebutuhan, bukan karena aku seorang pengejar karir. kalau disuruh memilih, aku lebih memilih bisa sering dirumah dan mempunyai usaha sendiri. bisa mengawasi sendiri perkembangan anak kami. tadi pas makan malem, aku cerita soal temen kantorku yang resign, pindah ke perusahaan lain yang ada jenjang karirnya.

spontan & penuh ambisi mama langsung bilang "ya kamu sekalian aja ngelamar kesana juga!".

dan dengan santai aku bilang "aku kan bukan pengejar karir. pekerjaanku yang sekarang ini udah nyaman, sedikit tekanan dan bossnya baik".

"ya nggak papa kan ngejar karir dan gaji yang lebih besar!".

"kan udah ada suami, ya suami yang ngejar karir. lamarannya suamiku udah aku kirim kok. aku ini kalo bisa ya nggak usah ngantor, capek. pengen dirumah aja".

"ya dua-duanya harus kerja! dua kran yg keluar kan lebih baik" begitulah kiasan yang selalu mama kasih.

aku tau apa alasan sebenarnya, kenapa mama ngotot aku harus selalu kerja. untuk bisa kasih mama uang lebih. itu dogma yang dari kecil aku terima. "kamu harus kerja, kalo kamu nggak kerja, mama minta uang sama siapa?". well, saat ini mama dapat jatah uang bulanan dari kakak laki2ku. dan itu tidak pernah cukup untuknya.

padahal aku ini sudah sangat lelah. setiap hari menjelajah jalanan Jakarta yang selalu macet dan tingkat polusi tinggi. badanku melemah, sering flu dan masuk angin. suamiku sering bilang tidak tega melihat aku, tapi karena kebutuhan, aku juga ikut bekerja.

saat ini aku dan suami sedang merintis sebuah usaha kuliner yang insya'allah kalo sudah stabil, aku bisa resign dari kantor dan total menjalankan usaha kami ini. waktuku di rumah untuk anak  akan lebih banyak. sekarang ini anak kami dijaga oleh mama ketika kami bekerja, dan jujur saja, aku tidak cocok dengan cara mama mendidiknya. bahkan cara kami mendidik, ditolak sama mama, selalu dianggap salah. tinggal dirumah mama, harus ikut aturan mama! hanya itulah aturan yang mama buat dirumah,  apapun itu! bahkan untuk urusan mendidik anak kami sendiri.

berkali-kali aku berargumen sama mama soal ini. tapi mama tetap tidak bisa mengerti, apalagi menerima.

aku benar2 ingin sering ada dirumah, menjalankan usaha dari rumah. tetap bisa membantu suami tanpa melepas pengawasan langsung pada anak. tapi mama sangat tidak setuju dengan itu! mama mau aku jadi wanita karir yang sukses. jabatan tinggi dan gaji besar. tapi itu bukan untuk kebahagiaanku, tapi untuk kepentingan mama. agar aku bisa kasih banyak materi untuk mama. agar dia bisa membanggakan dirinya "itu lho anakKU!". tanpa mama perduli, apakah aku memang pengen seperti itu atau tidak (remember the rule). dan mama selalu bilang "jangan pernah bergantung sama laki2!".

tapi ini adalah hidupku. rumah tanggaku. segala keputusan, kami yang memutuskan. aku punya imam yang wajib aku hormati. semoga Allah selalu melindungi mama dan membukakan pintu hati mama.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun