Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Artikel Utama

Belajar dari Ketangguhan Bi Yanti

20 April 2013   02:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:55 802 2
Saya kurang tahu nama lengkapnya. Tapi ia memperkenalkan diri sebagai Bi Yanti. Di bawa oleh sahabat dekat saya sebagai pencari kerja 'asisten rumah tangga'. Antara butuh dan tidak, tapi karena melihat sosoknya yang sepertinya sangat membutuhkan pekerjaan itu, maka saya pun mengiyakan. Kebiasaan saya selalu pengin kenal lebih dekat dengan siapapun, menjadikan saya banyak bertanya tentang suami dan pekerjaannya, anak-anak dan lain sebagainya. Kesimpulannya, ia adalah tulang punggung keluarga, dengan beban 4 orang anak dan ibunya yang sudah renta serta sakit-sakitan. Meskipun ia bersuami , ternyata suaminya tak memiliki tanggungjawab. Kisah yang sangat biasa. Tapi, baru seminggu kerja, Bi Yanti sering bolos. Alasannya anak sakit. Awalnya saya jengkel. Tapi, akhirnya saya pun mendatangi rumahnya, pengin menjenguk anaknya yang sakit berulang kali tersebut. Di sebuah kampung yang tidak ada akses kendaraan umumnya, yakni kampung Cikawati, Ngamprah Kabupaten Bandung Barat, di perkampungan yang kumuh, dengan rumah-rumah semi permanen, bahkan ada beberapa yang masih rumah panggung, dengan kondisi sanitasi yang jauh dari layak, di situlah Bi Yanti tinggal. Sebelum tahu jalan utamanya, saya melewati rumah-rumah warga yang sedang dibongkar, melompati galian-galian septic tank yang alakadar dan sangat tidak beraturan, hingga sampailah saya pada rumah Bi Yanti. Memasuki rumahnya membuat saya tercekat, tak tahu hendak bicara apa. Di ruang tengah, terhampar karpet dilapisi tikar kumal, ada sepotong kasur yang juga tak kalah kumal. Sosok yang terbaring di sana, membuat saya tak tega untuk sekedar bertanya : mengapa bisa sedemikian parahnya? Fitri nama anak Bi Yanti yang ke 3. Usianya 12 tahun. Jika anak-anak seusianya jamaknya sedang aktif beraktifitas berbagai macam, utamanya dalam kegiatan bersekolah dan pergaulan, maka Fitri hanya sanggup menoleh kanan kiri, mengedipkan mata untuk isyarat-isyarat tertentu pada orangtuanya, atau menangis pilu jika tak jua ada yang paham akan maunya. Ya, Fitri menderita lumpuh layuh yang disebabkan karena virus polio. Disebabkan kondisi perekonomian orangtuanya yang jauh dari cukup, menjadikan ia tak mendapatkan perawatan yang layak. Asupan gizinya juga jauh dari standart kebutuhan untuk bisa tumbuh dan berkembang secara wajar. Di usianya kini, ia hanya memiliki berat badan kurang lebih 8 kilogram.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun