Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Kenaikan BBM: Kopi Pagi vs Curhatan Emak

21 Juni 2013   11:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:39 185 1
Pagi yang teramat cerah, secerah senyumanku saat menghirup aroma kopi pagi paporit-ku. Sepertinya Kopi telah menjadi hal yang wajib bagiku untuk menyempurnakan "jiwa" yang masih berserak atau bahkan tersangkut dalam dunia mimpi yang semalam. :D

Druuuuttt...!

Hape di samping kiri cangkir kopiku bergetar dan tak lama kemudian suara merdu Katy Perry melantun darinya. Ah siapa pula yang menelpon pagi-pagi begini? Tanyaku setengah menggerutu, dengan agak berat hati aku melepaskan genggaman tanganku pada cangkir kopi yang belum sempat aku teguk.

"My Beloved Mom" tertera di layarnya.

Emak? pikirku heran, sepagi ini telpon ngapain? segera ku tekan tombol "Answer" untuk mengakhiri rasa penasaranku.

"Asallamualaikum!" begitu kata Emak saat tahu aku sudah mengangkat telpon darinya.

"Walaikumsallam, ana apa Mak esuk-esuk telpon?" (Ada apa Mak pagi-pagi telpon?) tanyaku dengan menggunakan bahasa Indramayu yang medok.

"Telpon balik Nok, Emak laka pulsa" (Telpon balik Nok, Emak enggak ada pulsa) begitu jawabnya tergesa, kemudian telpon terputus.

Wah, aku semakin heran dan penasaran dibuatnya. Akuputuskan untuk segera menelpon balik Emak-ku tersayang. Nafsu terhadap Kopi-pun sejenak raib dengan rasa was-was dan penasaranku itu.

"Mak, hallo?"

"Halo Nok" Jawab Emak diseberang

"Kenapa, ada masalah apa? kiriman uang yang kemarin itu sudah sampai apa belum?" tanyaku bertubi.

"Sudah Nok, Alhamdulillah kiriman sudah Emak ambil."

"Lah terus ini kenapa, pagi-pagi sudah bikin orang penasaran?" lanjutku agak berang.

"Justru Emak minta di telpon gara-gara kiriman kemarin itu, kok tumben ya kiriman Enok yang kemarin agak lebih dari biasanya?" Emak balik bertanya.

"Iya, kurs Rupiah lagi anjlok Mak." Jawabku singkat.

"Kenapa Rupiah-nya di anjlokin ya Nok tapi kebutuhan dapur Emak yang dinaikin?"

"Iki piye toh Mak maksudnya?" tanyaku semakin bingung. (Maklum "nyawa" belum terkumpul seluruhnya, lah wong Kopiku belum sempat keminum :D)

"Iya Nok, tadinya Emak udah seneng-seneng niatnya mah pengen nyimpen sedikit-sedikit karena dapat kirimah lebih. Eh alah giliran siangnya Emak belanja sayuran kok semuanya malah ikutan naik. Beli Ceplik sekarang gak cukup 2 ribu, bawang apalagi,  jadi Emak bawa duit 10 ribu yang biasanya dapet sambelan se-sayurnya ini mah cuma dapat Ceplik sama Bawang doang, apalagi pas Bapakmu Emak suruh beli Gas, tak bawain uang pas kok malah balik lagi, katanya Gas juga ikutan naik. Heran deh apa pedagangnya tahu ya kalau Emak baru ambil kiriman?"

Haha... Aku hanya terbahak menanggapi kalimat Emak yang terakhir tadi.

"La terus bagaiman Mak?" "

"La ya terus Emakmu ya ora bisa nyelengi maning Nok, wong duit kirimanmu malahan kaya ora cukup saiki go jajan sebulan ngarep." (La ya terus Emakmu ya enggak bisa nabung lagi Nok, Orang duit kirimanmu saja sepertinya enggak cukup untuk jatah sebulan kedepan)

"Emak heran deh, katanya yo Pemerintah menaikan harga BBM untuk kemakmuran rakyate. Lah kok saiki BBM wis naik bukan makmur Emak malah dibikin tambah pusing ngatur duit belanja. Uang jatah beli sayur yo malah kepake juga buat beli beras."

"Lah ya mungkin Emak bukan termasuk rakyat yang ingin di makmurkan oleh pemerintah kali" Jawabku sedikit bercanda.

"Gimana enggak termasuk rakyatnya, Emakmu ini juga rakyat Indonesia juga toh. Wong Emak Bapakmu yo ndue E-KTP juga"

Haha.. semakin terbahak aku dengan jawaban polos Emak. "Iya ya Mak, kita juga kan Rakyat Indonesia" aku menimpali pernyataan Emak yang di atas.

"Lah iya...Jadi kenaikan BBM ini untuk kebutuhan Rakyat yang mana toh Nok?" " Jawab Emak dengan nada kesalnya.

Setelah itu saluran telpon kami kembali terputus, mungkin pulsa di HP-ku habis. tuuuut... tuuuuttt...

Ah... Kini aku tak bisa lagi menikmati kopi pagi-ku yang sudah mendingin oleh curhatan pagi Emak.Dan dengan terpaksa aktifitas di hari yang cerah ini aku mulai tanpa "keutuhan Jiwa".

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun