Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Tahun Batu atau Tahun Baru

3 Januari 2013   01:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:36 142 0
Sama seperti tahun-tahun yang lalu momen tahun baru selalu menjadi awal bagi setiap individu untuk menetapkan target, harapan dan cita. Begitu juga seperti halnya negara yang merupakan  sebuah entitas terbesar  dalam kehidupan manusia negara juga punya pengharapan bagaimana kiranya pemerintahan akan berjalan ditahun yang baru. pertanyaan-pertanyaan seputar kesejahteraan ekonomi, keadilan hukum dan penegakkan undang-undang selalu menjadi pusat perhatian.

Hal-hal tersebut akan selalu dipertanyakan dari tahun ke tahun, karena memang itulah salah satu tujuan pokok kita hidup dalam suatu entitas besar bernama negara. Sebab kalau kita runut maka pertanyaan mendasar yang akan selalu pantas ditanyakan adalah mengapa perlu diadakan nya negara? maksud gampangnya apa untungnya kita bernegara, mengapa kita tidak memilih menjadi berkelompok-kelompok kalau toh itu terbukti lebih menjamin kehidupan kita. Pemikiran itu mungkin lahir dari tahun batu (awal) ketika manusia masih belum terpengaruh oleh kompleksitas sekarang. Tetapi bukankah itu juga suatu pertanyaan yang logis?

Kita ambil contoh saja sebagai mahluk rasional manusia tentu akan berbuat sesuatu berdasarkan keuntungan dan kemanfaatan dirinya, keluarga, masyrakat dan lain-lain. Jadi kalau kesimpulan kita sampai kepada bahwa negara sebagai penyelenggara (Pemerintah) tidak lagi dapat dipercayai untuk memberikan rasa kesejahteraan, keadilan dan ketertiban bukankah patut dicoba untuk mendirikan sebuah entitas yang jauh lebih kecil yang memungkinkan untuk mewujudkan harapan tersebut.

Disini saya bukan ingin mengutarakan tentang tidak pentinganya bernegara, tetapi apalah artinya jika memiliki negara tetapi pada kenyataannya berasa seperti tinggal didalam rimba. keadilan sebagai kepentingan terbesar bagi masyarakat mesti dihadirkan sebagai tanda bahwa negara (pemerintah) ada.Dengan keadilan rakyat merasa terbela dan dihargai keberadaannya, rakyat tidak merasa terpinggirkan meski mereka mungkin saja miskin. Tetapi rasa keadilan hukum cukup untuk memenuhi jiwa meraka. Maka takkan ada lagi kecemburuan yang berujung pada perperangan seperti yang sering kita lihat belakangan ini diseluruh pelosok negeri.

awal tahun baru 2013 kita dikejutkan oleh peristiwa seorang anak mentri direpublik ini mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kematiaan dua orang nyawa. Ini adalah ujian baru di tahun baru bagi pemerintah untuk menghadirkan keadilan hukum. Apakah Negara atau pemerintah ini mampu menyuguhi pada rakyat bahwa mereka akan sama adil atau kerasnya ketika mengadili seorang pengendara maut lainya seperti apriyani ( Pengendara avanza maut ) ditahun 2012 lalu. Kita (rakyat ) ingin keadilan dalam artian apabila terdapat kesalahan yang memang betul-betul dilanggar maka tegakkan hukuman yang berlaku. Hanya dengan hukuman yang adil dan setimpal rasa puas terhadap Negara mungkin akan timbul sedikit demi sedikit.

Insiden ini kecil tapi cukup menjadi pemicu kebencian dan kemarahan rakyat kepada sistem yang tak kunjung memberikan rasa keadilan masyarakat. Akhirnya saya berharap semoga kita tidak kembali ketahun batu dimana para elit atau tuan tanah (landlord) menjadi penguasa yang berada diatas undang-undang, mereka memperlakukan hukum semaunya. Karena merekalah yang mengatur segala bentuk kekuasaan. Insiden BMW maut diawal tahun ini akan memberikan gambaran apakah Indonesia masih ditahun batu atau sudah berada di tahun baru 2013.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun