"Sepuluh hari sebelum Firdaus dieksekusi mati. Seorang psikiater menemuinya di dalam penjara. Firdaus dianggap sebagai tahanan paling istimewa karena tidak pernah rewel saat berada di sel. Apalagi memberontak hingga membuat gaduh, tidak pernah. Firdaus juga tidak membela dirinya agar terbebas dari hukuman. Padahal saat itu ada yang paham jika Firdaus sebenarnya tidak bersalah," kata Dewi Asrofinaim, saat kami mulai melakukan cerita buku bersama.
KEMBALI KE ARTIKEL