"Manusia adalah Srigala bagi sesamanya" itu yang dikatakan oleh Hobbes saat kami berbincang-bincang di sebuah Paviliun pada bukit dialektika sambil menikmati secangkir kopi. kemudian Hobbes melanjutkan pembicaraannya; Manusia pada dasarnya adalah jahat dan pemangsa, siap memangsa korban-korbannya, untuk itulah saya membuat konsep Leviathan untuk membuat rasa takut dan kengerian kepada manusia-manusia jahat. Lalu dari percakapan itu saya bertanya, apakah agama tidak cukup untuk membuat rasa takut manusia?. Hmm....apakah manusia percaya begitu saja terhadap sesuatu yang tidak di lihat dan rasakan? Tidak....manusia tidak akan pernah percaya, jauh didalam sanubarinya manusia mempunyai keinginan-keinginan, keinginan untuk memiliki yang tidak dia miliki, keinginan yang tamak. Ucapan manusia tidak dapat dipercaya bahkan iblis saja tidak pernah percaya terhadap ucapan-ucapan manusia. Lagian didalam agama, penghukuman untuk manusia nanti ketika manusia telah mati, dikehidupan selanjutnya, maka agama tidak dan belum efektif untuk membuat manusia jera atas kejahatannya. Untuk itulah saya membuat konsep Negara sang Leviathan untuk mengatur perilaku manusia-manusia jahat. Ketika saya dan Hobbes berbincang-bincang tiba-tiba datanglah seorang lelaki yang berpakaian putih, dia langsung memperkenalkan diri tanpa basa-basi kepada aku dan Hobbes.
*Â *Â *
Aris: Perkenalkan saya adalah Aris
Saya: Saya Udin, dan ini adalah temanku Hobbes
Hobbes: Bukankah engkau Aristoteles yang termasyur itu?
Aris: Ya aku Aristoteles murid Plato, sepertinya pembicaraan kalian cukup seru, apa yang sedang kalian diskusikan?
Saya: Kami berbicara tentang manusia, dan diskusi kami telah berkembang tentang Negara.
Aris: Oh...Negara? aku juga punya konsep tentang Negara
Hobbes: Bagaimana konsep Negara dari mas Aris?.
Aris: Konsep saya sederhana, Negara adalah untuk mensejaterahkan warga negara
Saya: Hmmm....saya coba padukan konsep kalian berdua, Negara adalah untuk menciptakan keteraturan dan mensejahterakan manusia, warga negara
Aris dan Hobbes: Ya...Sepakat (kata mereka bersamaan.)
*Â *Â *
*Â *Â *
Akhirnya Hobbes dan Aris meninggalkan percakapan, karena hari sudah mulai pagi, dan aku menjadi sendirian di Paviliun pada bukit dialektika ini. Seorang perempuan tiba-tiba menghampiriku secara mengejutkan