“Divya?”. Sebuah pesan singkat yang mengingatkan pada mini drama Ada Apa Dengan Cinta. Tapi tentu saja aku bukan Cinta. Aku Divya.
“Ya, ada apa Far?”. Kukirim pesan balasan pada Farhan. Lelaki yang pernah mengisi hatiku beberapa tahun silam.
“Maafkan aku!”
“Maaf untuk apa?”
“Maaf telah menyakiti dan menyia-nyiakan gadis sebaik kamu.”
“Oh, aku sudah tak merasa sakit dan tersia-siakan lagi. Hehehe. Forget it Far. Itu masa lalu.”
“Tapi aku tak bisa menghapus kamu dari pikiranku setiap kali aku dekat dengan perempuan lain.”
Buset… rayuan apa ini? Sudah telat 4 tahun kalau mau ngajak balikan. Sebegitu menyedihkannya kah kehilanganku. Sempat geli juga aku memikirkan ini.
“Tak perlu melupa. Otakmu tak diciptakan untuk menghapus kenangan.”
“Tapi aku butuh maafmu Div, agar aku bisa menata kembali hidupku. Agar aku bisa mencintai perempuan selain kamu.”
“Yang kamu perlukan bukan maafku Far, kamu hanya perlu berbahagia. Cintai dirimu sendiri agar orang lain bisa merasakan cintamu.”
Aku tersenyum tipis. Balasan pesan selanjutnya langsung kuhapus tanpa pernah ku baca. Aku senang Farhan mengingatku sebagai orang yang pernah dicintainya. Orang yang memberinya cinta yang tak bisa digantikan orang lain. Namun aku tau pasti kebahagiaan sejati telah melingkarkan cincin di jari manisku.
Aku sudah berbahagia, sekarang giliranmu… Berbahagialah!