Sebelumnya juga KMP memenangkan pemilihan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat yang kini diduduki oleh Setya Novanto, kader Partai Golongan Karya. Beberapa media pernah memberitakan bahwa sang ketua yang terpilih adalah tersangka korupsi yang belum ditindaklanjuti. Ada apa dengan negeri ini? Mereka yang terpilih atas nama rakyat justru berbanding terbalik dengan kenyataan. Mereka yang kini menduduki kursi DPR/MPR bukanlah wakil rakyat melainkan wakil partai. Musyawarah tidak lagi dipilih menjadi langkah terbaik, namun voting dipilih menjadi paling bijak.
Lantas, apa gunanya rakyat? Bukankan DPR adalah seharusnya pilihan rakyat karena merekalah yang mewakili apa yang sangat dibutuhkan rakyat. Dendam dan egosentris seorang Prabowo telah menutup jalan musyawarah. Semangat yang berapi-api untuk menjadi penguasa di parlemen. Apa yang menjadi tujuannya? Menggulingkan pemerintah yang akan datang? menjegal segala program untuk revolusi mental? atau berusaha melindungi diri dan kawan yang sama-sama akan terjerat hukum? Adakah hal baik yang direncanakan untuk membangun negeri menjadi lebih baik?
Lantas, selanjutnya apa yang akan dilakukan? menutup akses internet untuk rakyat bersosialisasi? Nampaknya ketakutan masyarakat sangat beralasan. KMP dinilai sangat haus kekuasaan, karena mayoritas diisi oleh oknum yang rata-rata terlibat kasus hukum. SDA, ARB, HR, ketiga nama tersbeut adalah beberapa dari mereka. Apaa yang bisa kita harapkan dari orang-orang kebal hukum tersebut? Kami tidak ingin kembali pada masa lalu. Itu hanyalah tinggal sejarah. Bisakah kita hidup untuk sekarang dan masa depan? Bisakah mereka yang terpilih mengemban amanat rakyat keseluruhan? Bisakah mereka dipercaya untuk membawa negeri ini ke arah yang lebih baik? Bisakah mereka membantu pemerintah yang akan datang? Semua tergantung apa yang diperbuat sekarang. Saya selalu mengingat akan hukum tabur tuai. Semoga waktu memberikan kejutan yang lebih baik.