Dan panas yang terik ini benar-benar membuatku ingin duduk duduk santai. Berdingin dingin ria, menyejukkan tubuh yang mulai meranggas. Suntuk, capek, tidak bersemangat campur aduk jadi satu.
Tiba-tiba aku tergelitik ingin membuka-buka file teman-teman dunia mayaku. Aku pikir ini tidak melanggar hukum dan norma yang ada, karena ketika mereka menempelkannya pada status, dinding, komen-komen yang lain, bahkan catatan-catatan yang mereka punya, itu sudah menjadi hak public tuk mengkonsumsinya. Kubaca satu persatu status status mereka, aku tersenyum. Kubaca komentar-komentar mereka yang saling lempar bak melempar kacang rebus ala “momon” ragunan (duh….maaf ya, panas ini bikin pikiran ngelindur), dari yang serius bikin alis mengkerut sampai yang bener-bener lucu abis. Kubaca catatan yang mereka temple di dinding-dinding rumahnya, sama pula nih. Aku menikmati petualanganku di dunia mereka. Lumayanlah ….. kesegaran yang berbeda ditengah cuaca yang super duper puanas seperti ini. Dan aku sampai pada ujung bongkar muatku, aku kecapean. Mata nih yang capek banget naek turun seperti lift, jari juga capek yang pencetin tombol hape yang kalian tau kecil banget kan.
Dari “jalan-jalan” itu satu hal membuatku makin senang berteman dengan mereka, teman-teman dunia mayaku (meskipun banyak juga yang awalnya kukenal mereka di dunia nyata). Teman-teman yang biasanya serius dalam statusnya, dalam setiap catatannya, dewasa dalam setiap komentar2nya, ternyata bisa juga kadang nyeleneh “nyantei” banget malah tekesan gokil abis. Weleeehhhhhh ….. ! demikian juga teman2 yang biasanya gokil dalam setiap status dan komentarnya, ternyata bisa juga serius dan dalam pada catatan-catatan yang dibuatnya. Subhanalloh …. Begitu indah Alloh menciptakan setiap kepribadian yang menempel pada manusia.
Aku jadi teringat lapisan-lpisan tanah yang dulu sering aku gali waktu dikampus. Setiap lapisan tanah yang kugali, selalu mempunyai lapisan yang berbeda baik jumlah maupun ketebalannya. Itu semua tergantung dari lahan yang “merumahi” tanah-tanah itu. Begitu pula dengan kepribadian yang dimiliki manusia seperti kita. Ternyata manusiapun tidak mempunyai hanya satu kepribadian, tapi berlapis-lapis seperti kue lapis atau tanah. Dan setiap manusia, tidak sama lapisan manakah yang paling tebal atau dominan yang dimilikinya, tergantung lingkungan yang membentuknya tanpa menghilangkan lapisan2 yang lain. Yang pada suatu saat akan muncul menjadi “fenomena” yang indah, mencengangkan teman-temannya.
Aku pun teringat dengan tetangga-tetanggaku disekitar rumah. Yang masing-masing mereka kukenal dengan model dan warna pakaian tertentu, kemudian suatu saat lewat depan rumah (saat aku duduk di teras nih) dengan model atau warna pakaian yang tidak seperti biasanya. Pastilah mataku kaget trus ingin memperhatikannya, bertanya-tanya ada apa gerangan, mau kemana dia, kok gak biasanya. Dilanjutin dengan sedikit ber”conan” ria. Hehehehehe ….
Yang pasti subhanalloh deh. Betapa indahnya pelangi kepribadian kita yang pasti kesemuanya itu bermanfaat kalo tahu cara menejnya. Contohnya emosi, kalo berdiri sendiri dengan ketebalan yang sangat akan berbahaya, tapi kalo kadarnya sesuai…..bisa jadi ghiroh atau keberanian yang hebat. Sangat betul bila tak satu pun dari kepribadian itu sia-sia, asal tau berapa ketebalan yang harus dicapai agar menjadi tanah yang subur untuk ditanamin (lo kok tanah lagi), maksudnya agar kita secara utuh menjadi pribadi yang menyenangkan dan dicintai oleh lingkungan kita. Kan subur…eh, banyak memberi manfaat maksudnya. :)