Jarang saya menemukan kaki ayam (ceker) masuk kedalam sajian kuliner di Makassar. Bahkan di sajian sehari-hari orang Bugis/Makassar, jarang saya menemukan ceker disajikan di meja makan. Bahkan ketika saya masak ceker presto goreng misalnya, kemudian saya tawarkan kepada rekan-rekan sekantor, jarang mereka mau mencicipinya. Tidak lazim begitu katanya. Yah … paling-paling hanya rekan-rekan yang biasanya berasal dari Pulau Jawa yang suka masakan ceker yang saya bawa itu.
KEMBALI KE ARTIKEL