Salah satu perbedaan yg menonjol antara program bachelor (s1) di Indonesia dg Turki ialah adanya kewajiban para Mahasiswa utk menyelesaikan skripsi sbg syarat kelulusan sedang di Turki mayoritas kampus tidak nensyaratkan skripsi sbg syarat kelulusan alias skripsi tidak ada.
Sy ingin persempit lagi ke arah skripsi jurusan pendidikan matematika sesuai dg jurusan n pengalaman sy pribadi. Ada dua jenis penelitian yg sering diambil oleh mhswa pendidikan matematika yaitu PTK dan eksperiment (info lebih lengkap silahkan googling). Sejauh mata sy memandang, kedua jenis penelitian tersebut selalu mengambil atau paling banter mengkolaborasi 2 atau 3 teori yang ada kemudian mengujicobakan, pemantapan, terjun lapangan dan menuliskannya dalam sebuah kitap sakral bernama "skripsi".
Sy yakin jika ditumpuk seluruh skripsi mhswa/i pend. Mat seluruh Indonesia pasti bisa mengalahkan tinggi monas. Namun dari sekian banyak skripsi tsbt adakah yg ter- atau di-follow up??
Sy rasa akan lebih 'sopan' pertanyaan sy diatas seandainya skripsi tersebut diarahkan kepada hal-hal yang jauh lebih bermanfaat dan terarah. Misalnya : perbandingan kurikulum matematika antar SD-MI SMP-MA dst.. Meneliti kurikulum sekolah2 unggulan, sekolah pelosok, dst.. Komparasi kurikulum matematika Indonesia dg negara2 maju (Amerika,etc), analisis teknik guru mengajar, analisis bhn ajar, dll
Jk ini direalisasikan mk skripsi tidak hanya berfungsi sbg pengisi rak ruang hasil penelitian mahasiswa, namun akan menjadi jawaban dari permasalah bangsa, khususnya ttng pendidikan dan khusunya lagi matematika.
Ä°stanbul, 17 Juli 2013