- Saat tsunami melanda pulau Mentawai Sumatera Barat, pak Gubernur malah pergi ke Jerman untuk mempromosikan pariwisata Sumatera Barat. Apakah agenda itu tidak bisa ditunda atau didelegasikan mengingat warga Mentawai sangat membutuhkan bantuan dan perhatian pemerintah?
- Saat bencana melanda berbagai wilayah Indonesia, beberapa anggota DPR tetap melakukan kunjungan luar negeri entah dengan berbagai alasan yang dibuat-buat. Biarpun kritik bertubi anggota DPR tetap melenggang dengan cuek...
- Berita terbaru, kampanye pemberantasan korupsi tak pernah surut disuarakan, semua aparat mulai KPK, Kepolisian, Kejaksaan sepakat bersatu padu dalam memberantas korupsi, namun pada saat yang sama mental koruptif tidak juga hilang dari otak mereka. Petugas rutan Brimob Kelapa Dua Depok yang seharusnya menjaga tersangka korupsi Gayus Tambunan 'mengijinkan' tersangka jalan-jalan ke Nusa Dua Bali untuk menonton pertandingan tenis tingkat dunia. Geleng-geleng...
- Di lapangan tenis tempat Gayus menonton pertandingan tenis, ada juga bapak Aburizal Bakrie, orang terkaya se Indonesia sekaligus ketua umum Partai Golkar yang slogannya membela rakyat. Rakyat yang mana pak? Bukannya tidak boleh, itu hak asasi Bapak, pakai uang Bapak, tetapi ada rasa ketimpangan. Kalau Bapak ingin meraih simpati rakyat, mestinya Bapak turun ke rakyat, dekati mereka, tanya apa kebutuhan mereka.
- Masih dari tempat yang sama, tidak jauh dari tempat duduk Pak Aburizal Bakrie, ada keluarga Bapak Agum Gumelar. Istri Pak Agum, Ibu Linda adalah menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Dari jabatan yang disandang, Anda tentu tahu tugas beliau. Sudah pantaskah ketika banyak perempuan dan anak memerlukan perlindungan, sementara pejabat yang diharapkan malah jauh dari mereka? Ketika Presiden dan Ibu Presiden menginap di Jogja, berusaha mendekat dengan rakyatnya, sementara salah satu pembantunya yang seharusnya bekerja keras malah pergi ke Bali?
Ada yang bilang jangan mengambil kesimpulan hanya berdasar penglihatan mata belaka karena keterbatasan pandangan mata, kita bisa saja tertipu dibuatnya. Agar tidak menimbulkan fitnah, ada baiknya kita kroscek kebenarannya. Termasuk tulisan di atas, bukan bermaksud menyebar fitnah. Itu hanya opini saya, ungkapan kegelisahan hati saya dari apa yang saya lihat dan saya baca dari media.