Kagetnya dengan adanya peraturan baru dari pihak Kapolri terkait Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pengamanan Swakarsa, di mana ada pemberlakuan seragam satpam yang berwarna coklat muda seperti seragam polisi. Woww.
Katanya sih itu dilakukan agar para satpam juga dapat lebih berbangga mengenakan seragam tersebut. Itu juga diperuntukkan agar hubungan emosional bisa lebih dekat dengan pihak kepolisian. Emm, ya kalau kita lihat hanya sekilas saja memang sama dengan polisi.
Kaget nggak? Kaget nggak? Kaget lah, masa nggak! Mengapa, karena tanpa hujan ataupun tanda-tanda lainnya tiba-tiba muncul seorang satpam dengan seragam yang menyerupai polisi.
Saya sendiri sempat tertipu dengan hal itu, mungkin bukan hanya saya yang sempat mengira kenapa ada polisi di lingkungan Kampus namum kerjanya seperti satpam, ehh ternyata ehh ternyata memang benar dia adalah satpam. Kejadian tersebut terjadi saat saya berkunjung ke Kampus saya yang beberapa hari ini.
Pikirku Kampus sudah ada polisinya yang siap siaga dan sedia untuk mengamankan kalau terjadi keributan di dalam lindungan Kampus. Hebatnya hampir semua Fakultas di Kampus saya, ada satpamnya dengan seragam seperti itu. Dan mungkin bukan hanya Kampus ya, tetapi kantoran ataupun perusahaan juga akan ada.
Saya sih langsung berpikir, oh ternyata ya Kampus sudah ada yang jaga dari kesatuan polisi. Aksinya memang oke dan bisa mengecoh psikologis manusia. Iya setidaknya secara tidak langsung dapat mengurangi aksi-aksi mahasiswa yang dicurigai dapat mengganggu kepentingan para birokrat Kampus. Wkwkwk.
Kenapa harus memakai seragam seperti polisi segala sih? Kenapa bukan seragam putih saja? Padahal itu jelas menandakan bahwa ia benar-benar satpam. Apa jangan-jangan ini strategi dari kampus atau pemerintah untuk memanimalisir para mahasiswa agar tidak melakukan aksi demo atau protes peraturan yang dapat mengundang keributan. Emm, bisa jadi kan?
Tentu karakter mahasiswa pun akan berbeda-beda, ada mahasiswa yang psikologisnya langsung tegang ketika bertemu dengan polisi, akibat doktrin sejak kecil. Nah, itu sangat berpengaruh juga pada mahasiswa yang berkunjung ke Kampus kemudian tiba-tiba bertemu para penjaga dengan seragam polisi, meskipun hanya seorang satpam. Syukur sih kalau cepat sadar dan tahu kalau sebenarnya ia hanyalah satpam, tetapi kalau tidak justru dapat merusak mental mahasiswa dalam dunia pendidikan.
Nah, seakan bahwa dunia pendidikan masih dikontrol dengan pihak keamanan negara. Mungkinkah pemberlakuan NKK/BKK di Kampus terjadi lagi seperti era Orde Baru. Bisa jadi, hanya saja dengan cara yang lebih halus tetapi juga dapat mematikan mental mahasiswa. Iya kan.
Secara kasat mata memang para satpam dengan seragam polisi itu tidak melakukan aksi seperti era Orde Baru. Namun, tetap ada pengaruhnya jika para satpam memakai seragam seperti polisi dengan badan besar dan wajah menyeramkan. Terutama pada saat pandangan pertama.
Akan tetapi, jika satpam memakai seragam putih seperti satpam pada umumnya tentu semua orang tidak ada yang akan tertipu. Tugas mereka jelas dan tidak menimbulkan kesalahpahaman yang mengira kalau ia adalah polisi. Artinya tidak membuat orang repotlah. Â
Jadi menurut saya, cukuplah para satpam memakai seragam putih atau biru saja seperti sebelumnya. Tidak usah deh mau berpenampilan seperti polisi, nanti ikut-ikutan dibenci mahasiswa seperti aparat kepolisian lagi.
Kalau polisi ya polisi, satpam ya satpam. Gajinya saja beda kok mau disamain. Jangan karena seakan-akan menganggkat pangkat seorang satpam, tetapi nyatanya gaji dan kerjanya tetap sebagai satpam, kan kedengaran lucu. Â Aku cinta kamu apa adanya seperti dahulu Pak Satpam!