Setting : kereta ekonomi Jakarta – Bogor, sore hari, gerimis mengundang..aw..aw..aw…
Aktor utama sekaligus jawara : Bapak-bapak ABG (Angkatan Babe Gue), rambut beruban, gaya jadul abis, perawakan sedang, sedikit tomboy (huss!!)…
Buat Bapak dimanapun anda berada, sebelumnya saya minta maaf, gak ada maksud ngata-ngatain, kami hanya mengungkap realita….
Figuran sekaligus objek penderita : saya dan suami
------------------------------------------------------
Kereta telah menuju stasiun Cilebut, stasiun terakhir sebelum stasiun Bogor. Penumpang menyepi…eh salah, maksudnya…mulai sepi, ada seorang Bapak mendekat ke arah kami dan tiba-tiba menegur :
Bapak : “rumahnya dimana Nak?”
Suami : “Bukit Cimanggu pak…”
Bapak : “deket Tasya donk??”
Suami : *bengong*
Dina : *bengong juga*
Ternyata selain rejeki, bengong pun bisa dibagi…..
Suami : “maaf, tadi namanya siapa Pak?? “
Bapak : “Tasya….masak gak kenal sih??” *alis mata menyatu, intonasi suara meninggi*
Terbayang sosok seorang gadis kecil, lucu dan chubby pelantun lagu “Anak Gembala”