Karena sampe sekarang, setiap kali ketemuan, penyair kondang ini masih saja mengajarkan saya tentang keajaiaban sebuah kata. Bagaimana sebuah kata bisa menjelma jadi apa saja.
"Sebuah kata tergantung bagaimana kita memaknainya." Pernah dia bilang begitu dan saya gak akan pernah melupakannya.
Setiap kali saya kangen pada SDD, saya selalu membuka Instagramnya lalu kasih 'LIKE' walaupun 'LIKE' saya selalu tenggelam di ribuan 'LIKE' dari follower lainnya. Tapi saya gak peduli, saya kasih LIKE bukan cuma buat menyenangkan SDD tapi lebih membuat saya merasa terhubung dengan Begawan Kata ini.
Nah, kemarin SDD posting image buku berisi puisi. Abis saya baca, saya iseng aja mau ngebecandain orang tua ini. Saya langsung kasih komen.
"Keliatannya Bapak berbakat di bidang puisi. Kenapa gak jadi penyair aja, Pak?"
Pak SDD langsung nyaut, "Ini tidaklah lucu tapi lucu beneran. Suwer!"
Lucunya, selain Sapardi, ada follower lain yang kasih respon,
"Hehe , Bapak Sapardi mah sudah lama jadi penyair, sudah dari dulu kala," kata orang itu.
Saya tentu jadi geli sendiri. Niatnya mau gangguin Sapardi kok yang kejebak orang lain? Hehehe...tanggung ah, saya terusin aja sekalian.
"Masak? Kok saya blom pernah denger namanya?"
"Coba sampeyan liat di Google," kata orang itu lagi.
Hahahahahaha... kocak banget. Sampe Sapardi pun ngasih komen lagi.
"Lha, lucu banget kan jadinya...
Sehat terus ya Pak SDD. Aamiin.