Dalam era pemasaran yang sangat kompetif saat ini, hampir semua perusahaan menyadari perlunya perubahan untuk menjadi market-driven company. Dan untuk menjamin keberhasilan transformasi menjadi market-driven company, maka perusahaan membutuhkan beberapa kondisi-kondisi khusus, yang telah di bahas di artikel sebelumnya.
Pertanyaan selanjutnya adalah apa sich karakteristik khusus yang dimiliki oleh market-driven company, dan apakah ada manfaatnya menjadi market-driven company?
Market-driven company, biasanya memiliki karakteristik khusus yang tidak di miliki oleh perusahaan lain. Karakteristik yang dimaksud adalah[1]:
1.Market Sensing. Market driven company, adalah perusahaan yang memiliki kemampuan untuk belajar mengenai konsumen, kompetitor, dan saluran distribusinya. Sehingga mereka memiliki kemampuan lebih di banding kompetitor mereka dalam hal “merasakan” event dan trend, baik yang sedang terjadi saat ini, maupun yang akan datang. Mereka dapat meng meng-antisipasi respon dari tindakan-tindakan perusahaan yang di rancang untuk mempertahankan konsumen, meningkatkan kualitas saluran distribusi, ataupun mengalahkan kompetitor.
2.Customer Linking. Yaitu seluruh keahlian, kemampuan, dan proses yang dibutuhkan untuk hubungan konsumen yang kolaboratif, sehingga kebutuhan masing-masing konsumen dapat diketahui oleh seluruh bagian organisasi, dan tersedianya prosedur yang tertata baik untuk merespon kebutuhan tersebut.
Dengan adanya kemampuan-kemampuan tersebut, market-driven company biasanya memiliki tingkat performance yang lebih baik dibandingkan organisasi yang tidak market-driven. Penelitian yang dilakukan oleh George S Day[2] menyimpulkan bahwa perusahaan dengan struktur organisasi yang disesuaikan dengan kelompok pelanggannya memiliki: (i) tingkat akuntabilitas hubungan pelanggan yang lebih tinggi, (ii) karyawan memiliki kebebasan yang lebih tinggi untuk mengambil tindakan dalam hal memuaskan pelanggan, dan (iii) karyawan lebih memiliki keterbukaan untuk membagi mengenai pelanggan kepada rekan kerjanya, yang pada akhirnya mendorong perusahaan untuk dapat melayani pelanggannya dengan lebih baik. Bahkan Narver dan Slater melakukan telah melakukan penelitian yang lebih jauh lagi yaitu hubungan antara market orientation suatu organisasi dengan tingkat keuntungan perusahaan. Setelah melakukan survey terhadap 400 manager dari 140 strategic business unit (SBU)perusahaan-perusahaan besar Amerika, Narver dan Slater menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara market orientation suatu organisasi dengan tingkat keuntungan perusahaan[3].
So, kenapa tidak merubah diri menjadi market-driven company dari sekarang???
Salam belajar marketing
Budi Kang
making theories into practice, and making best practices into theories
artikel sebelumnya:
1. Welcome Into Hyper-Competitive Marketing Era
2. Market-driven company, apaan tuch???
g3. Menjadi market-driven company, mau????
Untuk artikel-artikel marketing lainnya, silahkan kunjungi: http://www.kompasiana.com/budikang