Saat ini, hampir semua sektor industri sedang menghadapi persaingan yang sangat ketat. Jauh lebih ketat dari masa-masa sebelumnya. Strategi dan konsep bisnis yang berhasil beberapa tahun yang lalu, kini menjadi usang dan tidak relevan lagi. Daur hidup produk (product life cycle) menjadi sedemikian pendek, sehingga team Research & Development (R&D) harus bekerja extra keras untuk mempersiapkan produk-produk yang akan diluncurkan ke pasar. Persaingan yang sangat ketat ini, salah satunya disebabkan oleh kemajuan di bidang teknologi dan informasi.
Kemajuan dibidang teknologi dan informasi, secara luar biasa telah memberikan kesempatan kepada semua orang untuk menghasilkan produk dan jasa, dengan jenis yang beraneka ragam, kuantitas yang besar, dan dalam waktu yang singkat. Akibatnya, pasar dipenuhi oleh berbagai macam produk baru yang muncul setiap hari.
Data di Amerika Serikat menunjukkan bahwa pada tahun 1990-an, perusahaan consumer goods di Amerika Serikat meluncurkan hampir 30.000 product baru/tahun, atau setara + 80 produk baru/hari. Hal ini berarti terjadi peningkatan lebih dari 10 kali lipat jika dibandingkan dengan data tahun 1980. Pada tahun 1980, perusahaan consumer goods di Amerika ‘hanya’ meluncurkan 2680 produk baru/tahun atau setara dengan +8 produk baru/hari [1].
Sebagai gambaran dari melimpahnya produk tersebut, dapat di lihat pada perbandingan jumlah pilihan produk pada tahun 1970-an dan 1990-an di Amerika Serikat[2]:
Salah satu implikasi dari melimpahnya jumlah pilihan produk yang tersedia tersebut adalah semakin pentingnya peranan konsumen bagi kelangsungan hidup perusahaan. Saat ini konsumen menjadi kunci penting untuk mendapatkan apa yang diinginkan oleh setiap perusahaan yaitu keuntungan finansial, pertumbuhan dan kestabilan[3]. Karena itu, satu -satunya cara untuk dapat bertahan dalam era hyper-competitive ini adalah bagaimana setiap perusahaan mampu menerobos pikiran konsumen, mencari tahu apa yang di inginkan dan di butuhkan oleh konsumen. Perusahaan harus mengubah paradigma bisnisnya, dari paradigma penjualan (menjual apa yang anda miliki) menjadi paradigma pemasaran (memiliki apa yang bisa anda jual).
So, bagi anda para marketer dan pebisnis:
WELCOME INTO HYPER COMPETITIVE MARKETING ERA