Gara-gara perilaku belanja, pagi ini saya kembali
disemprot teman diskusi. Di antara kami, teman ini memang terkenal sebagai pakar kemiskinan. Saya jadi teringat dengan diskusi sebelumnya. "Jangan mengaku pakar kemiskinan kalau tidak pernah merasakan pahit getirnya menjadi orang miskin", begitulah salah satu pernyataanya ketika itu. Untuk pernyataan itu, kami tidak berani mendebat. Di waktu lalu, kami sering bertukar pengalaman tentang masa lalu. Pengalaman menjadi orang-orang yang pernah terpinggirkan dan penuh perjuangan untuk meraih masa depan yang lebih baik. Dan hari ini, saya kembali diserangnya dengan kata-kata kerasnya.
"Kalau belanja kebutuhan sehari-hari, bahkan panganan atau minuman ringan, beli aja di kaki lima atau pedagang asongan!"
KEMBALI KE ARTIKEL