Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Cari-Cari Referensi

27 Juni 2011   08:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:08 4610 0
Salah satu bagian atau bab karya ilmiah yang dapat dibuat secara cepat adalah menyalin dari karya ilmiah orang lain dan memasukkannya dalam tulisan kita. Mengutip dan menyalin - dengan memperhatikan etikanya- merupakan salah satu bentuk berpikir deduktif. Dalam tulisan sebelumnya, istilah ini disebut juga dengan kopi dan pasta. Hindari kopi dan pasta yang pahit, nikmatilah kopi dan pasta yang sehat. Istilah gaul yang dipengaruhi oleh kehadiran internet yang mempermudah proses penyalinan, tanpa harus berpikir keras seperti ketika mengolah dan menganalisis data. Bahkan bisa saja kita tidak perlu mengetik ulang kalimat yang disalin karena referensinya sudah dalam bentuk file elektronik. Bahasa resmi dari kopi dan pasta ini adalah kutipan, sitasi, atau rujukan. Namun, hati-hatilah dengan proses mengutip referensi ini. Dilarang keras untuk menyalin tanpa memberikan penghormatan yang layak kepada penulis sumbernya. Penghormatan tersebut diwujudkan dengan menyebut sumber rujukan tersebut dalam kutipan kalimat, dan secara lengkap disajikan di daftar pustaka atau bibliografi. Itulah cara menikmati kopi dan pasta yang sehat dan beretika. Sebelum mengutip atau menyalin karya orang lain, kita harus mencari rujukan atau referensinya dulu. Referensi tersebut meliputi buku, textbook, artikel di jurnal nasional atau international, makalah pada seminar nasional atau internasional. Jenis referensi tersebut berupa barang fisik yang mungkin tersedia di toko buku, perpustakaan, oleh-oleh mengikuti seminar, atau berlangganan jurnal. Sesekali buatlah hidup ini dikelilingi buku dan artikel ilmiah. Biarkan saja itu berserakan di lantai atau bertumpuk-tumpuk di atas meja, di samping komputer yang telah menunggu untuk digunakan dalam menulis karya ilmiah kita. Bertumpuk dan berserakan karena telah dibaca temtunya. Tandailah halaman-halaman yang berisi kalimat atau bentuk konten lainnya yang akan dikutip atau disalin ke dalam tulisan sendiri. Jika tidak ada file elektroniknya, kita pun siap mengetik ulang kalimat di referensi tersebut. Jangan lupa ditemani secangkir kopi atau teh manis. Di era internet ini, referensi tersebut berbentuk barang digital seperti e-book, e-journal, atau situs internet dari sebuah institusi. Simpanlah file elektronik dan alamat website tersebut. Berbagai rujukan tersebut menjadi sumber kutipan. Dari sanalah kita mengambil kalimat, data, tabel, gambar, dan bentuk penyajian dokumen lainnya yang bisa diambil dan disalin ke dalam tulisan kita. Menyalin dari referensi elektronik relatif lebih mudah. Namun pastikan sumber referensinya berasal dari penulis atau sumber pertama. Jadi janganlah mengambil kutipan dari kutipan, misalnya membuat tinjauan pustaka dari bab tinjauan pustakanya orang lain- misalnya tinjauan pustaka dari skripsi sebelumnya. Pastikan bahwa kita membaca langsung dari sumber pertamanya. Kutipan Gaul vs Ilmiah Andaikan saya menghadap pembimbing skripsi. Dengan penuh percaya diri, saya menyerahkan draft landasan teori kepada beliau, dengan sebagian tulisannya seperti dapat dilihat di bawah ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun