Bersyukur tentunya akan terkait dengan persoalan fikiran dan hati kita, perjalan hati dan fikiran kita akan mempengaruhi perjalanan hidup kita, rumusannya adalah jika hati dan fikiran kita selalu baik atau positif (+) maka dalam kehidupan kita akan hadir hal-hal yang baik atau postif (+) pula, baik tentang rizki, tentang soaial maupun sekte-sekte kehidupan lainnya. hati dan fikiran ini yang harus dikendalikan agar selalu baik dengan cara "pandai bersyukur". logikanya (+) dengan (+) akan selalu dapat bersatu, jika (-) dengan (+) akan selalu bertolak, demikian pula (-) dengan (-) akan cepat pula bersatu.
contoh begini : seorang politisi jika pandai bersukur maka dia akan selalu melakukan tindakan-tindakan yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat, orientasi gerakannya tak hanya kekuasaan dan uang saja, jika memang harta dan kekuasaan merupakan alat untuk selalu mendekatkan diri akan ke-Suci-an Alloh maka politisi tersebut akan menjadi pemimpin yang rahmatan lil alamin karna hati dan fikirannya selalu terkendalikan oleh hal-hal yang psoitif.
contoh lagi :orang yang dianggap miskin, dengan kepandaiannya akan mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Alloh, maka hidupnya akan mendapat ketenangan-ketengan dalam kehidipan,terkendalinya hati dan fikiran dengan hal-hal baik menjadi titik tolak orang tersebut selalu mendapat kebaikan-kebaikan, walaupun dipandang orang banyak dia adalah orang miskin.
Atau sebut saja orang kaya ; dengan kekayaanya yang melimpah, jika tidak pandai bersyukur, maka segala macam kekurangan akan terus menggelayuti fikiran dan hatinya, ini yang menyebabakan orang tersebut akan menemui kehidupan yang sebenarnya tidak dia inginnya.
_Refleksisholatmalam_