Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Perjuangan Melawan Autisme: Kenyataan dan Harapan

2 April 2014   02:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:12 805 0

Sedari kecil dari umur 3 tahun sampai dengan lulus dari Akademi Fisioterapi Depkes Surakarta tahun 1988, hidup saya bermain dan bergaul dengan teman-teman difabel (different ability), kebetulan almarhum ayah saya dulu bekerja di Rehabilitation Centrum Prof Dr. Soeharso Solo yang dulu dikenal dengan nama RC tepatnya terletak di daerah Jebres Solo yang sehari-harinya membantu teman teman difabel. Karena setiap hari bermain dan bergaul dengan teman teman difabel saya tahu persis bagaimana mereka sehari-harinya yang tinggal didalam asrama baik dari sisi perilaku dan masing-masing karakternya. Dari sekian banyak teman teman-teman difabel alumni RC banyak yang sukses dan banyak juga yang belum beruntung. Hambatan terbesar ketika kembali ke kampung halamannya adalah adanya stigma negatif dari masyarakat yang belum bisa menerima teman-teman difabel apa adanya, sehingga sebagian merekapun kembali lagi di Solo mengadu nasib karena mereka bilang, “saya merasa nyaman di Solo yang sangat ramah pada saya dan masyarakat Solo memahami saya apa adanya dengan apa yang saya miliki sedangkan dikota saya mereka masih ada yang menganggap saya ini berbeda dengan yang lain, sehingga ketika melanjutkan sekolah dan bekerjapun saya masih dipandang sebelah mata”.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun