Dalam lingkup kepemimpinan, tak jarang kita mendengar istilah "pemimpin yang menginspirasi." Mereka digambarkan sebagai sosok yang bijak, mendukung, dan penuh perhatian terhadap tim. Namun, kenyataan di lapangan sering kali jauh dari idealisasi ini. Banyak pemimpin yang, alih-alih mendengarkan suara pegawainya, lebih sibuk mengejar target atau mempertahankan citra diri. Akibatnya, pegawai berada dalam posisi yang rentan, terjebak dalam rutinitas yang tidak peduli pada kesehatan fisik maupun mental mereka. Muncul pertanyaan besar: Apakah pemimpin seperti ini layak disebut pemimpin sejati?
KEMBALI KE ARTIKEL