Di suatu sudut warung kopi yang biasa mereka datangi, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal duduk melingkar sambil menyeruput kopi hitam pekat. Pagi itu, langit kota mendung seperti suasana hati masyarakat yang resah menunggu pelantikan presiden baru. Bukan karena penasaran siapa yang bakal dilantik---itu sudah jelas---tapi lebih karena ketidakpastian yang terasa seperti kabut tebal di jalanan.
KEMBALI KE ARTIKEL