Pemimpin daerah sering kali diidentikkan dengan birokrat berpengalaman dalam urusan politik, ekonomi, dan pembangunan infrastruktur. Namun, bagaimana jika seorang seniman, yang terbiasa dengan kebebasan berpikir dan berekspresi, menjadi pemimpin daerah? Apakah hal ini akan memicu revolusi kreatif yang membawa dampak positif bagi masyarakat? Atau justru menciptakan tantangan baru dalam tata kelola pemerintahan?.
KEMBALI KE ARTIKEL