Sengatan terang mengusik matiku yang damai, sebuah kegelapan yang telah membenamkan persoalan jauh ke dalam mimpi meriak. Cahaya matahari teramat menyilaukan, pagi merambat lelah. Lalat-lalat hijau bermata besar semburat terbang menyingkir dari tubuh menggeliat menguap lebar-lebar belum tersentuh air. Duduk menarik lutut mengadukan kedua sikut agar telapak mampu menampung kepala yang masih malas. Riuh rendah pasar di dalam benak mendengungkan jual beli. Segera saja aku menampar-nampar pipi membunuh keramaian, lalu menutup rapat daun telinga. Suara ombak berdengung.
KEMBALI KE ARTIKEL