Lelaki paruh baya itu terbang pikiran, bergairah tatkala mata menatap nanar gundukan yang mulai mengendur samar pada suramnya malam diiringi gesekan roda
commuter line di jalurnya yang anyep. Tidak butuh waktu lama, sang wanita terlentang meloloskan satu-satunya penutup yang tertinggal di tubuh. Dengan napas tersengal tidak teratur menghamburlah bau busuk lisong dari gigi kuning, seketika meledakkan berahi setelah beberapa kali memompa pinggulnya di atas salira hambar. Lima menit. Sisanya adalah masa menuntaskan separuh batang rokok kretek yang dipadamkan sebelum memasuki tenda beralaskan tikar robek pada ujung-ujungnya. Terdengar suara parau seperti gema sundal di perkampungan sepi:
KEMBALI KE ARTIKEL