Menapak sisi jalan Pangeran Antasari.............
Menghela nafas memompa mendorong tubuh lusuh berlembab pori-pori........
Mengendap menjauh dari sorot lampu kendaraan, yang berpacu dengan cahaya merkuri....
Berharap tidak ada yang mengenali............
Tak akan berdaya jika ada yang menjumpai............
Tuhan,
Mengapa Kau deritakan.........
Pemilikan yang dulu pernah kumiliki, Kau jauhkan............
Tiada juga bahtera, sebagai wahana berlayarnya para hati, yang bisa kulabuhkan.....
Menyepi terpisah dari keriangan para kawan............
Engkaupun turut menyingkirkan...........
Mungkin aku pernah lalai memampiri kasih-MU...
Disilaukan limpahan benda yang membelenggu..........
Mengaliri darah dengan cemaran bir, whisky, liquor, dan soju....
Membualkan segala birahi demi sang nafsu.........
Jum'at malam yang gemerlap gaduh kian riuh di selatan Jakarta.....
Rikuhku yang sepi karena menciutnya asa.........
Denting keping-keping receh di saku celana........
Bertukar dua batang kretek demi menghembuskan nelangsa...
"...........M I N T A R O K O K...!!!!!!!",
Sepasang bibir hitam berkerut dari kegelapan, menggelegarkan bahana......
Sebatang kretek yang sangat berharga itu berpindah-tangan...
Kepada sosok tirus kurus yang termakan sepuh dan kerasnya jalanan Jakarta.......
Tiba-tiba.............
Senyatanya..............
Aku merasa kaya..............
Merasa besar.........
Dan lega..........
Terimakasih Tuhan.......
Engkau baru saja menghadirkan seorang utusan.....