Kecamatan Kotapinang sejak tahun 2008 dijadikan sebagai Ibukota Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
Pergeseran makna sosial pelan-pelan mulai terjadi sebagai Ibukota Kabupaten Labuhanbatu Selatan kecamatan Kotapinang menjadi cerminan bagaimana Kabupaten Labuhanbatu Selatan ini secara keseluruhan.
Berjuta harapan dan berbagai kemajuan menjadi impian setiap orang di kala itu, dari segi pembangunan infrastruktur dan perbaikan kualitas hidup manusia menjadi dua hal yang terus di dengungkan untuk diadakan perubahan.
Berbagai pembangunan memang terjadi dan menambah jumlah bangunan yang ada di daerah Kecamatan Kotapinang namun ketimpangan juga terjadi di berbagai pembangunan yang dilakukan.
Ada beberapa kejanggalan yang terjadi melihat pembangunan serta penataan yang dilakukan di kampung halaman tercinta yang seolah-olah seperti tidak memiliki analisis sebelum dilaksanakan sebuah pembangunan daerah.
Saat bulan ramadan dan lebaran tahun ini bagi para perantau yang pulang kampung kita bisa melihat ada beberapa kejanggalan yang sepertinya menjadi persoalan bersama namun tidak bisa di selesaikan sejak dahulu kala.
1. Pasar Pagi butuh penataan
Saat bulan ramadan dan menjelang lebaran kemarin pasar inpres Kotapinang sebagai pusat jual beli masyarakat di kecamatan Kotapinang sangat memprihatinkan.
Dimana becek dan tidak memiliki drainase yang baik sehingga memunculkan kesan kumuh dan tidak tertata dengan baik.
Pusat perniagaan yang perputaran uang mencapai milyaran rupiah tidak sebanding dengan fakta di lapangan layaknya tempat kumuh tinggalnya para orang-orang susah yang menyedihkan.
Semoga ada langkah berani untuk menata pasar inpres yang sebenarnya persoalannya simpel dan sederhana, memaksimalkan tempat yang ada dan penataan drainase serta para pedagang menjadi kunci perbaikan yang harus dilakukan.
Semoga di masa yang akan datang penataan memang dilakukan sehingga pasar pagi Kotapinang terlihat lebih rapi dan menyenangkan bagi para pembeli dan pedagang.
2. Pembangunan sekolah tidak merata
Kotapinang sebagai pusat ibukota kabupaten Labuhanbatu Selatan mendapatkan berbagai pembangunan pendukung sebuah pemerintahan Kabupaten.
Dampaknya sebanyak tiga sekolah dasar berada satu areal padahal pemerataan fasilitas pendidikan seharusnya menepatkan sekolah-sekolah ke titik strategis untuk di jangkau peserta didik.
Menumpuk tiga sekolah dalam satu wilayah memberikan kesan tidak adanya perencanaan pembangunan namun nasi sudah menjadi bubur kiranya dimasa yang akan datang hal seperti ini menjadi perhatian.
3. Narkoba Merajalela
Sudah menjadi rahasia umum peredaran narkoba di Kotapinang sangat mengkhawatirkan bahkan kehilangan nyawa harta dan keluarga sudah dialami masyakarat Kotapinang akibat narkoba namun tidak juga menjadi pembelajaran.
Begitu laris manisnya berbisnis narkoba jenis sabu sampai-sampai akal sehat tidak berfungsi bagi mereka yang mengkonsumsinya.
Semoga ada kebijakan nyata bukan sekedar jargon atau ucapan saja, harus ada program satu bulan Kotapinang bebas narkoba atau lebih luas lagi Labuhanbatu Selatan bebas narkoba.
4. Pengemis dan orang gila terus bertambah
Cermin kesejahteraan sebuah daerah bisa dilihat dari keberadaan pengemis dan orang yang tidak waras di daerah tersebut.
Samakin banyak jumlah kedua hal tersebut maka bisa dipastikan daerah itu tertinggal dan miskin.
Sangat memprihatinkan Ibukota kabupaten sering kita lihat berkeliaran orang gila dan para pengemis, kiranya pihak berwenang mendata sekaligus membuat kebijakan terhadap persoalan ini.
5. Tidak memiliki Ikon daerah
Kotapinang dulunya memiliki karikatur buah pinang raksasa yang berada di depan pendopo Kotapinang sekarang aula SBBK.
Setiap orang yang melintas zaman dulu akan singgah dan berfoto di pinang tersebut karena memunculkan keunikan tersendiri.
Saat ini kita tidak melihat ikon daerah yang menjadi ciri khas Kotapinang sebagai ibukota kabupaten Labuhanbatu Selatan
Bahkan sekedar tulisan neon box yang lazim kita lihat saat memasuki daerah lain seperti kabupaten tetangga dapat kita lihat seperti "selamat datang di rantau prapat kota idaman" ibukota Labuhan Batu, selamat datang di kota salak Padang Sidempuan.
Anda memasuki Kotapinang kita tidak melihat tulisan yang memberikan rasa bangga dan ikon daerah namun belakangan yang muncul berbagai tulisan "Korupsi Merajalela di Kabupaten Labuhanbatu Selatan".
Semoga kedepannya Kotapinang mengadakan perbaikan dengan melibatkan para sarjana landscape dan juga memunculkan ikon daerah sehingga melihat Kotapinang muncul sebuah kesan dan ciri khas ikon daerah.
Penataan kawasan pusat Kotapinang yang terlihat semerawut memberikan kesan negatif para pelintas saat mudik.
***