Memasuki tahun politik, banyak pihak memperkirakan ujaran kebencian mengalami peningkatan. Dunia maya terus dibanjiri pesan-pesan kebencian, hanya untuk menjelekkan pasangan calon yang bertarung di pilkada serentak. Ujaran kebencian itu juga dimaksudkan untuk menurunkan elektabilitas paslon, agar pasangan yang didukungnya mendapat simpati publik. Cara-cara semacam ini menjadi sebuah template, yang selalu berulang ketika pilkada DKI Jakarta.
KEMBALI KE ARTIKEL