Entah sengaja atau tidak, jelang pilkada dan pilpres, masyarakat kita seketika berubah menjadi masyarakat yang mudah tersinggung, mudah membenci, bahkan mudah melakukan persekusi. Praktik ini intensitasnya selalu meningkat jelang pesta demokrasi. Ketika pilkada DKI Jakarta ketika itu, muncul organisasi Saracen, yang menawarkan jasa menyebar bibit kebencian untuk memecah belah suara. Pasangan calon tertentu akan terus dihujani informasi hoax agar elektabilitasnya menurun. Bahkan, tak jarang sentimen agama juga disisipkan, untuk memancing amarah masyarakat.
KEMBALI KE ARTIKEL