Duh Gusti, sebentuk apa mereka , mereka-reka mimpi dinginnya. Adakah sepenggal perjalanan siangnya, terbawa di buaian tidurnya. Asap knalpot, debu, dan bau anyir aspal, mungkinkah itu konten-konten yang mereka bawa di belantara bunga tidurnya. Mengapa mereka tak bisa memilih, sebagaimana anak-anak sebayanya ? Nasib membawanya lari ke jalan.
Duh Gusti, mereka juga anak-anak negeri. Berikanlah keselamatan, keceriaan, dan kebebasan memilih hari-hari kemenangannya, sepanjang lintas perubahan belum membawanya ke dunia yang lebih menyenangkan.